HUKAMANEWS - Gempa yang mengguncang wilayah selatan Jabar pada Sabtu malam, 27 April, bukan sekadar kejadian biasa.
Gempa dengan magnitudo 6,5 ini, yang berpusat di Garut, memberikan peringatan penting kepada kita semua tentang karakteristik sumber gempa yang dapat merusak selain megathrust, yang berpotensi menimbulkan tsunami.
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, memberikan wawasan berharga tentang fenomena ini.
Baca Juga: Siap-Siap! Kartu Prakerja Gelombang 67 Tahun 2024 Segera Dibuka, Ini Syarat dan Tipsnya!
Dalam pengantar ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang gempa yang terjadi di selatan Jabar.
Mulai dari penyebab gempa, dampaknya, hingga langkah-langkah yang perlu diambil oleh masyarakat untuk menghadapi risiko gempa di masa depan.
Gempa Garut, yang terjadi pada Sabtu malam, menimbulkan kekhawatiran di sejumlah wilayah, bahkan hingga Jakarta dan Tangerang.
Irwan Meilano dari ITB mengungkapkan bahwa gempa ini menyoroti adanya potensi gempa selain megathrust yang dapat memicu tsunami.
Dengan mengacu pada kejadian serupa pada tahun 2009, kita menyadari bahwa karakteristik sumber gempa ini harus dipahami dengan serius.
Salah satu hal yang menarik dari gempa ini adalah durasinya yang cukup lama, terutama di Kota Bandung.
Baca Juga: Gempa 4.2 Magnitudo Guncang Bandung Pagi Ini Rabu 1 May, Warga Diimbau Waspada
Hal ini disebabkan oleh struktur tanah yang lunak di wilayah tersebut.
Fakta ini menjadi penting karena memahami karakteristik tanah dapat membantu kita dalam merencanakan mitigasi risiko gempa di masa depan.
Irwan Meilano juga membahas teknologi pendeteksi tsunami yang ada saat ini di Indonesia.