HUKAMANEWS - Di tengah derasnya globalisasi dan perdagangan bebas, isu seputar pengenaan pajak dan bea masuk oleh Bea Cukai Kementerian Keuangan Indonesia mendadak menjadi topik panas di ruang publik.
Kontroversi ini berawal dari serangkaian kejadian yang viral di media sosial, di mana masyarakat mengeluhkan tagihan pajak yang tidak masuk akal atas barang-barang impor seperti sepatu olahraga, alat belajar, dan mainan.
Hal ini memicu kritik dan desakan agar Bea Cukai melakukan perbaikan sistem.
Krisis Kepercayaan terhadap Bea Cukai
Kontroversi yang ada menunjukkan adanya krisis kepercayaan publik terhadap cara kerja Bea Cukai.
Ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam penarikan pajak seringkali membuat masyarakat merasa dirugikan.
Tiga kasus yang baru-baru ini viral di media sosial merupakan puncak gunung es dari problematika yang lebih luas, yang telah lama dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Cara Mencegah Infeksi Jamur pada Kucing: Tips dan Fakta yang Perlu Kamu Ketahui
Viralnya Kasus Pembayaran Pajak yang Melangit
Ketiga kasus tersebut, yang mencakup pembayaran pajak hingga puluhan juta rupiah untuk barang-barang yang seharusnya tidak dikenakan pajak tinggi, telah memicu kegeraman publik.
Bayangkan saja, seorang siswa SLB yang alat belajarnya dikenakan pajak ratusan juta atau seorang influencer yang mainan review-nya tertahan.
Kejadian-kejadian ini bukan hanya merepotkan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang keadilan dan efisiensi sistem Bea Cukai saat ini.