HUKAMANEWS - Indonesia berada di ambang sebuah lompatan besar menuju status negara maju, sebuah visi yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahwa, menurut prediksi lembaga-lembaga internasional, Indonesia berpotensi menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan.
Pernyataan Presiden Jokowi ini disampaikan saat pembukaan Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Palembang, yang menarik perhatian banyak pihak akan masa depan Indonesia.
Dalam era globalisasi dan disrupsi teknologi, beserta dinamika interaksi sosial yang semakin tidak terbatas, landskap politik dan ekonomi dunia mengalami perubahan signifikan.
Baca Juga: Reformasi Ambang Batas Parlemen oleh MK, Langkah Menuju Pemilu Lebih Demokratis di 2029
Presiden Jokowi menekankan bahwa meskipun kondisi geopolitik dan ekonomi global saat ini penuh dengan ketidakpastian, Indonesia memiliki peluang emas untuk melakukan loncatan signifikan menuju status negara maju.
Salah satu kunci utama yang diungkapkan Jokowi dalam mencapai visi ini adalah hilirisasi, yaitu proses peningkatan nilai tambah produk dalam negeri sebelum diekspor.
Contoh konkret dari strategi ini adalah penanganan tambang Freeport di Papua.
Selama lebih dari setengah abad, Indonesia hanya mengekspor tembaga dalam bentuk mentah, sebuah praktek yang tidak hanya merugikan dari sisi nilai tambah ekonomi tetapi juga dalam penciptaan lapangan pekerjaan.
Namun, dengan akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia oleh BUMN, terbuka jalan untuk pembangunan smelter yang akan mengolah tembaga mentah menjadi produk bernilai lebih tinggi.
Presiden Jokowi menjanjikan bahwa smelter PT Freeport akan mulai beroperasi pada Juni 2024, sebuah langkah yang diharapkan dapat membuka sekitar 15 hingga 20 ribu lapangan pekerjaan baru.
Tidak hanya itu, strategi hilirisasi ini juga akan diterapkan pada sektor-sektor lain seperti perkebunan, pertanian, perikanan, kelautan, dan industri lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk Indonesia serta membuka lebih banyak lagi lapangan pekerjaan bagi anak bangsa.
Langkah ini, menurut Jokowi, merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam perjalanannya menuju menjadi negara maju.
Tantangan ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga terkait dengan adaptasi terhadap perubahan teknologi dan sosial yang cepat.