HUKAMANEWS - Pemilihan Umum/ Pemilu 2024 telah memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan domestik, dengan rupiah menguat di bawah level 15.600 per dolar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 1,7 persen atau 124 poin ke level 7.334 pasca-pemilu.
Ekonom Josua Pardede dari Bank Permata menilai bahwa situasi kondusif pemilu 2024 menjadi pendorong utama penguatan pasar keuangan dalam negeri.
Penguatan tersebut tidak hanya dipicu oleh hasil quick count berbagai lembaga survei yang mengindikasikan potensi pemilu presiden dan wakil presiden satu putaran, tetapi juga oleh harapan penghapusan ketidakpastian yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Wow Suara Caleg DPD Komeng Tembus 700.966 Suara untuk Daerah Pemilihan Provinsi Jawa Barat
Pemilu serentak pada 14 Februari 2024, yang melibatkan pemilihan Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, memberikan peluang terjadinya pemilihan presiden satu putaran.
Josua Pardede mengingatkan bahwa meskipun hasil quick count menunjukkan keunggulan pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan lebih dari 50 persen, tetap ada beberapa hal yang perlu diwaspadai.
Antara lain, konfirmasi hasil resmi, penghindaran putaran kedua, susunan kabinet dan penunjukan menteri-menteri penting pada pemerintahan mendatang, serta kebijakan atau prioritas pemerintahan yang akan diumumkan dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan potensi pemilihan presiden satu putaran, ketidakpastian dapat berkurang, mendorong kepercayaan investor, terutama investor asing.
Para investor akan lebih memfokuskan perhatian pada kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Proyeksi pemangkasan suku bunga BI Rate pada semester II 2024 menjadi salah satu katalisator yang dapat menguatkan kepercayaan investor dan mendukung kinerja positif pasar modal hingga akhir tahun 2024.
Baca Juga: TKN Prabowo Gibran Luruskan Misinformasi Program Makan Siang Gratis Baru Terlaksana 2029
Investasi, baik dalam bentuk portofolio maupun penanaman modal langsung (PMDN dan PMA), diperkirakan akan meningkat pada semester II 2024.
Hal ini diharapkan dapat menjadi faktor pendukung stabilitas nilai tukar rupiah hingga akhir tahun.
Keberlanjutan kebijakan, terutama dalam sektor ekonomi, menjadi perhatian utama dalam beberapa bulan mendatang.