HUKAMANEWS - Pada mendekati hari pemungutan suara tanggal 14 Februari 2024, Partai Golkar mengambil langkah inovatif dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk meraih simpati pemilih.
Dalam sebuah gerakan yang menggetarkan, video rekaman Presiden kedua Indonesia, Soeharto, dihidupkan kembali melalui teknologi AI untuk memobilisasi dukungan bagi Partai Golkar dalam Pemilu yang akan datang.
Dalam video yang diunggah pertama kali oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Erwin Aksa, Soeharto muncul dan mengajak warga untuk memberikan suara mereka kepada perwakilan dari Partai Golkar.
Dengan suara tegasnya, Soeharto menyuarakan harapan akan kelanjutan visi Indonesia yang maju, sambil menyerukan perlawanan terhadap kekuatan-kekuatan gelap.
Dalam cuplikan video yang beredar, Soeharto menyerukan kehadiran pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada tanggal 14 Februari 2024, sambil mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu dalam membangun dan mewujudkan cita-cita Indonesia Maju.
Dilansir HukamaNews.com dari YouTube Erwin Aska, Sejak diunggah pada tanggal 7 Januari 2024, video ini telah menarik perhatian lebih dari 102.162XX penonton.
Erwin pun tak lupa mengingatkan pentingnya setiap suara dalam proses demokrasi yang akan datang.
Langkah Partai Golkar ini menciptakan gelombang diskusi di berbagai kalangan.
Meskipun mendapat sambutan yang beragam, tidak dapat dipungkiri bahwa inisiatif ini menandai perpaduan antara politik dan teknologi yang semakin mendalam.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir: Harga Beras Naik Dipicu Kenaikan Harga Pangan Dunia
Meski demikian, muncul pula kekhawatiran akan dampak psikologis dan politik dari penggunaan AI dalam konteks politik yang sensitif.
Perlu dicatat bahwa sementara beberapa menyambut inovasi ini sebagai langkah menuju masa depan politik yang lebih inklusif, yang lain menunjukkan keprihatinan akan manipulasi opini publik dan kebenaran sejarah.
Bagaimanapun, satu hal yang pasti, penggunaan teknologi AI dalam kampanye politik telah membuka babak baru dalam lanskap politik Indonesia.