Strategi Pengendalian DBD dengan Wolbachia
Pemanfaatan Wolbachia melengkapi strategi pengendalian DBD yang sudah ada di Indonesia.
Meskipun teknologi ini menunjukkan efektivitasnya, Kemenkes tetap mengingatkan masyarakat untuk menjalankan gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, Mendaur ulang, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Implementasi Wolbachia di Indonesia
Sebagai pilot project di Indonesia, program implementasi Wolbachia dilaksanakan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang.
Baca Juga: Sengaja Sebar Nyamuk Wolbachia, Siti Fadilah Supari Ngamuk. Segera Hentikan!
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia menjadi dasar pelaksanaan program ini.
Mekanisme Kerja Wolbachia
Teknologi Wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija.
Wolbachia dapat melumpuhkan virus Dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, mencegah penularan virus ke dalam tubuh manusia.
Jika nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan tanpa Wolbachia, seluruh telur yang dihasilkan akan mengandung Wolbachia, memperkuat efektivitas pengendalian.
Melalui penerapan teknologi Wolbachia, Indonesia berhasil menunjukkan langkah progresif dalam menanggulangi penyebaran DBD.
Hasil positif dari pilot project ini memberikan harapan bahwa Wolbachia bisa menjadi solusi efektif dalam mengurangi kasus DBD di berbagai wilayah.
Baca Juga: Prabowo Gibran dan Gen Z, Perpaduan Ideal Menjawab Tantangan Zaman