HUKAMANEWS – Musim kemarau kering yang melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia selama beberapa bulan terakhir telah menyebabkan gagal panen dan krisis air.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau kering kali ini lebih kering dan lebih panas dari kemarau biasanya.
Kondisi kemarau kering di Indonesia yang ekstrim ini dipicu fenomena El Nino dan IOD Positif, yang menyebabkan anomali kenaikan suhu dan berkurangnya curah hujan dari kondisi normal.
Baca Juga: Survei Terbaru LSI Denny JA: Prabowo Unggul di 3 Provinsi Ini, Ganjar Berkibar di Kandang Sendiri
Meski demikian, BMKG memprediksi musim kemarau kering ini akan segera berakhir, walaupun level El Nino moderat masih akan terus bertahan.
Disebutkan, level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai mengikuti rapat terbatas (ratas) terkait El Nino di Istana Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Baca Juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Telah Sampai di Jakarta, Pengacara: Bakal Menghadap Jokowi Hari Ini
Prediksi Musim Hujan
Tentang kapad datangnya musim hujan, Dwikorita memprediksi bulan November akan mulai turun hujan.
"Awal musim hujan sendiri berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia. Saat ini, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan," jelas Dwikorita.
Hanya saja, lanjutnya, akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Menebak Langkah Politik PSI, Prabowo atau Ganjar?
Pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan, sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap.