Kenaikan TMA hingga lebih dari 140 cm memperlihatkan betapa sensitifnya sistem aliran air dari hulu ke hilir di kawasan Jabodetabek.
Katulampa berfungsi seperti “termometer banjir” bagi Jakarta, indikator sederhana namun vital.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, banjir besar di Ibu Kota hampir selalu diawali dengan status siaga tinggi di Bendung Katulampa.
Artinya, sinyal ini tidak bisa diabaikan, terutama bagi warga di sekitar bantaran sungai yang kerap menjadi korban pertama ketika air kiriman tiba tengah malam.
Ke depan, peningkatan kolaborasi antara BMKG, BPBD, dan pemerintah daerah menjadi mutlak.
Sistem peringatan berbasis data real-time dan edukasi warga dapat menekan risiko kerugian yang setiap tahun menghantui Jakarta saat musim hujan datang.
Peningkatan tinggi muka air di Bendung Katulampa hingga status Siaga 3 bukan sekadar catatan teknis, tetapi peringatan nyata bagi Jakarta dan sekitarnya untuk bersiap.
Masyarakat diharapkan terus memantau informasi resmi dan menjaga koordinasi antarwarga.
Bagi kota lain seperti Bandung, kejadian ini menjadi refleksi penting tentang pentingnya kesiapsiagaan dan manajemen drainase.
Waspada sejak dini, karena kesiapan hari ini bisa menjadi penyelamat saat bencana datang tiba-tiba.***
Artikel Terkait
Kasus Penghasutan Ricuh Demo, Hakim Tolak Praperadilan Delpedro, Lokataru Kena Guncangan Besar!
Sidang Uji Materi Hasto Rampung! MK Siap Umumkan Putusan Soal Pasal Obstruction of Justice yang Kontroversial
Bukan Sekadar Gaya, Ini Alasan Menkeu Purbaya Rela 'Bertaruh' Keliling Kementerian Jelang Akhir 2025
Viral Isu Pegawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks, Purbaya Bongkar Rekaman CCTV, Faktanya Mengejutkan!
Coretax Rp1,3 Triliun Disebut Seperti Buatan Anak SMA, DPR Minta Audit Total Proyek Aplikasi Perpajakan Era Sri Mulyani