Sebagian warganet menilai Lisa seharusnya dihukum berat karena merusak nama baik seseorang di ruang publik.
Namun sebagian lain melihat bahwa persoalan ini mencerminkan rendahnya literasi digital dan etika bermedia sosial di Indonesia.
Pakar komunikasi digital dari Universitas Padjadjaran, Dr. Rini Astuti, menilai bahwa kasus ini menjadi “wake-up call” penting agar masyarakat lebih berhati-hati sebelum membagikan informasi pribadi ke media sosial.
“Di era digital, reputasi bisa rusak hanya dalam hitungan detik. Tapi memulihkannya bisa butuh waktu bertahun-tahun,” ujar Rini.
Baca Juga: Datang ke Bareskrim, Lisa Mariana Buka Babak Baru Soal Isu Anak Ridwan Kamil, Begini Faktanya
Hukum dan Etika Digital Harus Berjalan Seimbang
Kasus Lisa Mariana vs Ridwan Kamil bukan hanya soal pencemaran nama baik, tetapi juga soal tanggung jawab moral di dunia digital.
Meski tidak ditahan, Lisa tetap harus menghadapi proses hukum hingga tuntas.
Di sisi lain, kasus ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat luas untuk mengutamakan etika dan verifikasi sebelum menyebarkan konten pribadi di media sosial.
Pada akhirnya, ruang digital akan menjadi tempat yang lebih sehat jika publik memahami batas antara hak berekspresi dan tanggung jawab hukum.***
Artikel Terkait
Bareskrim Polri Panggil Selebgram Lisa Mariana Hari Ini Usai Ditetapkan Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik Ridwan Kamil
Sad Ending! Ridwan Kamil Tutup Pintu Damai untuk Lisa Mariana: Tak Ada Maaf, Hukum Harus Jalan!
Kasus Lisa Mariana Makin Panas! Pemeriksaan oleh Bareskrim Polri Jumat Ini, Fakta Anak dan Ridwan Kamil Bakal Terungkap Jelas!
KPK Buka Suara soal Status Tersangka Lisa Mariana, Benarkah Bisa Ganggu Kasus Korupsi Bank BJB?
Datang ke Bareskrim, Lisa Mariana Buka Babak Baru Soal Isu Anak Ridwan Kamil, Begini Faktanya