- Wilayah I (Sumatra): 9 kasus, 1.307 korban (termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu dan Bandar Lampung, Lampung).
- Wilayah II (Jawa): 41 kasus, 3.610 korban.
- Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus, 997 korban.
Angka ini memunculkan kekhawatiran publik mengenai lemahnya sistem pengawasan, baik di tingkat distribusi maupun standar dapur yang ditunjuk sebagai penyedia makanan.
Baca Juga: Bocorkan Komite Reformasi Polri Yusril: Tokoh Besar Masuk, Publik Tunggu Gebrakan Nyata
Masyarakat, khususnya orang tua murid, mulai mempertanyakan kredibilitas pengelolaan MBG yang digadang-gadang sebagai salah satu program unggulan pemerintah.
Di media sosial, banyak warganet menuntut agar tanggung jawab tidak hanya dibebankan kepada penyedia jasa, melainkan juga pihak pemerintah yang memberi mandat.
Sejumlah anggota DPR bahkan meminta Badan Gizi Nasional memperketat SOP MBG.
Alih-alih menjerat tenaga lapangan seperti SPPG (Satuan Petugas Pemberi Gizi), mereka mendesak agar evaluasi menyeluruh dilakukan pada proses pengadaan, distribusi, hingga pengawasan dapur MBG.
Kasus keracunan massal MBG menunjukkan bahwa masalah pangan bukan sekadar soal distribusi makanan, melainkan juga terkait kesehatan publik dan hak anak.
Jika kelalaian ini berulang tanpa ada pembenahan, kepercayaan masyarakat terhadap program akan terus menurun.
Para pakar menilai, langkah hukum memang penting, namun reformasi sistem pengelolaan harus jadi prioritas agar kasus serupa tidak kembali terulang.
Pengawasan ketat, uji laboratorium makanan, serta sertifikasi higienitas dapur wajib diterapkan secara menyeluruh.
Kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis kini bukan lagi sekadar isu teknis, melainkan persoalan hukum, kesehatan, dan kepercayaan publik. Jika benar ada kelalaian, maka proses hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu.
Artikel Terkait
Mensos Nir Empati, Sebut Anak Sakit Perut Usai Diberi MBG Tak Terbiasa Makan Enak, Becandamu Gak Lucu Iful
Keracunan MBG di Beberapa Wilayah, Kata Menko Pangan Karena Belum Terbiasa
Solo Tegaskan Tak Ada Dapur MBG Fiktif di Kampung Halaman Jokowi
BGN Hentikan Sementara Pendaftaran Mitra SPPG, Fokus Verifikasi Demi Transparansi MBG
Kasus Keracunan Massal MBG Tembus 5000 Korban, Pemerintah Akhirnya Bongkar Akar Masalah Sebenarnya!