Solo Tegaskan Tak Ada Dapur MBG Fiktif di Kampung Halaman Jokowi

photo author
- Senin, 22 September 2025 | 08:00 WIB
 Petugas dapur MBG Solo menyiapkan menu bergizi gratis untuk anak-anak sekolah. (HukamaNews.com / Net)
Petugas dapur MBG Solo menyiapkan menu bergizi gratis untuk anak-anak sekolah. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan publik usai muncul isu adanya dapur fiktif di sejumlah daerah.

Namun, di Kota Solo, kampung halaman Presiden Joko Widodo, pemerintah memastikan program ini berjalan sesuai aturan tanpa praktik penyelewengan.

Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dapur MBG Solo, Priyo Widyastoko, menegaskan bahwa seluruh dapur di Solo terpantau jelas dan terdaftar resmi di Badan Gizi Nasional (BGN).

Ia menyebut tidak ada satu pun dapur fiktif yang beroperasi di wilayah tersebut.

Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Izinkan Kepala Daerah ke Luar Negeri, Prioritas hanya untuk Ini....

“Di Solo sejauh ini tidak ada. Total dapur nanti ada 65, yang sudah beroperasi sekitar 15 dapur, dan lima dapur lain sedang dalam proses persiapan,” ujar Priyo kepada wartawan, Minggu (21/9).

Sistem Pengawasan Ketat

Menurut Priyo, mekanisme pengawasan di Solo dirancang ketat agar tak ada celah penyalahgunaan.

Setiap dapur MBG diwajibkan terdaftar sebagai mitra BGN. Jika tidak masuk dalam daftar, dapur otomatis tidak dapat menjalankan program.

Ia menilai isu dapur fiktif kemungkinan muncul karena ada beberapa dapur yang masih dalam tahap pembangunan atau menunggu pencairan dana. Kondisi ini bisa menimbulkan persepsi keliru seolah-olah dapur tersebut tidak nyata.

Standar SDM dan Mitra

Dukungan terhadap klaim itu juga datang dari Ketua Yayasan Giri Kedaton, Catur Budi Santoso, salah satu mitra BGN di wilayah Soloraya.

Baca Juga: Laporan Harta ke LHKPN Minus Rp2 Juta, Eks DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu Ngaku Mau Rampok Negara, Publik: Serius Nih?

Ia menjelaskan, setiap SPPG memiliki kepala dapur dari kalangan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang sudah dilatih, dibantu oleh ahli gizi serta sarjana akuntansi.

“Dengan bekal pelatihan dan SOP yang jelas, potensi masalah seperti keracunan bisa diminimalisasi. Di Solo tidak ada kasus keracunan MBG,” tegas Catur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X