Di Pati, protes warga bahkan berujung pada tuntutan agar bupati mengundurkan diri. Demo tetap digelar meski kebijakan PBB dibatalkan.
Koordinator hukum Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Nimerodi Gulo, menilai kebijakan kenaikan pajak hanyalah salah satu pemicu kekecewaan warga terhadap kepemimpinan Bupati Sudewo.
Selain soal PBB, Nimerodi menyebut adanya kebijakan pembangunan yang tidak mendesak serta pemutusan ratusan tenaga honorer rumah sakit tanpa pesangon, meski mereka telah bekerja bertahun-tahun.
Kasus di Pati ini menjadi peringatan bahwa kebijakan fiskal yang tidak memperhitungkan daya tahan ekonomi masyarakat bisa memantik krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah.
Baca Juga: KPK Sita Rp10 Miliar dari Pihak Swasta, Bongkar Dugaan Korupsi Rp2,1 Triliun Pengadaan Mesin EDC
Pengamat kebijakan publik menilai, pemerintah kota seharusnya mengkaji ulang penyesuaian pajak, terutama di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Jika tidak, potensi eskalasi protes seperti di Pati bisa terulang.
Gelombang protes di Cirebon kini memasuki fase krusial. Warga menunggu respons pemerintah kota, apakah akan memilih jalur kompromi atau tetap bersikukuh pada kebijakan yang ada.
Sementara itu, contoh dari Pati menjadi cermin bahwa tekanan publik yang konsisten bisa mengubah keputusan pemerintah.***
Artikel Terkait
Bupati Pati Sudewo Diduga Terima Dana Suap Proyek DJKA, KPK Siapkan Pemanggilan
Revolusi Dimulai dari Pati, Kini Jombang, Banyuwangi, Semarang, Bone dan Daerah Lain PBB Ikut Naik Hingga 400 Persen, Gegara Perintah Pusat?
Ramai-Ramai Tokoh Nasional, Akademi Profesional Tolak Kriminalisasi Abraham Samad, Ini Bukan Zamannya Lawan Tegas Gatot Nurmantyo!!
Deretan Pejabat RI yang Kerap Bikin Pernyataan Nyakitin Rakyat, Rakyat Bak Ditindas Pejabat Negara Jelang HUT RI ke 80 Tahun
Ustadz Felix Siauw: Kalau Pemerintah Bener Ngapaian Takut dengan Bendera One Piece, Ini Bendera Wibu, Mang yang Korupsi Pasang Bendera One Piece?