Harga Rokok Perlu Dibikin Mahal, Jumlah Perokok Anak Naik Signifikan

photo author
- Kamis, 24 Juli 2025 | 10:13 WIB
Vape, ternyata tak kalah bahaya dari rokok konvensional.
Vape, ternyata tak kalah bahaya dari rokok konvensional.

HUKAMANEWS – Cukai rokok boleh jadi andalan pendapatan negara. Namun bayangkan jika rokok kini sudah kian dekat menjangkau anak - anak. Bukan tidak masuk akal jika Universitas Indonesia (UI) melalui Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS UI) mengusulkan kenaikan tarif cukai rokok minimal 25 persen per tahun. 

Ketua PKJS UI Aryana Satrya menegaskan bahwa harga rokok di Indonesia masih tergolong murah, yakni sekitar Rp49.900 per bungkus, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju.

“Harga rokok murah mempermudah akses anak-anak dan kelompok rentan terhadap produk tembakau,” ujar Aryana dalam Workshop Media bertajuk Advokasi Tobacco Tax dan Tobacco Control di Jakarta, Rabu 23 Juli 2025.

Baca Juga: Baru Jadi Wapres, Ini Isi Kekayaan Gibran yang Diam-Diam Capai Rp27,5 Miliar

“Riset kami tahun 2019 menunjukkan, jika harga rokok Rp60.000, maka 60 persen berhenti merokok. Jika Rp70.000, maka 70 persen berhenti,” jelas Aryana.

Selama ini berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 63,1 juta orang, dengan 7,4 persen di antaranya adalah anak-anak dan remaja berusia 10–18 tahun.

“Jumlah perokok anak meningkat menjadi 5,9 juta secara absolut,” ungkap Benget Saragih dari Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes.

Baca Juga: Mencari Jejak 'Mens Rea' Niat Jahat Tom Lembong di Balik Impor Gula

Mirisnya, perokok pemula kini berasal dari usia yang semakin muda. Data 2023 menunjukkan:

2,6 persen perokok anak berusia 4–9 tahun

44,7 persen usia 10–14 tahun

52,8 persen usia 15–19 tahun

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X