Kondisi atmosfer menjadi semakin kompleks dengan hadirnya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang sedang aktif di wilayah Lampung, Jawa, dan Bali.
Gelombang ini turut meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif yang memicu hujan deras dan kabut tebal di sejumlah daerah.
Secara ilmiah, gabungan dari sistem cuaca ini menciptakan lapisan udara dingin yang terperangkap di dekat permukaan tanah.
Saat udara hangat dan lembap naik ke atmosfer, ia bertemu dengan lapisan dingin tersebut dan membentuk kabut.
Hasilnya adalah kondisi cuaca seperti yang kita alami hari ini, basah, dingin, dan berkabut.
Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat dan ekstrem.
BMKG menyarankan untuk membatasi aktivitas luar ruangan jika tidak mendesak, terutama bagi yang tinggal di wilayah rawan genangan dan banjir.
Bagi kamu yang harus beraktivitas, jangan lupa gunakan jaket tebal, payung, dan selalu cek prakiraan cuaca harian dari BMKG agar bisa merencanakan hari dengan lebih baik.
Fenomena seperti ini mungkin terasa tidak biasa untuk warga Jakarta dan sekitarnya, tapi sejatinya menjadi pengingat bahwa kondisi iklim kita terus berubah dan perlu disikapi dengan kesiapsiagaan.***
Artikel Terkait
Menteri Dody Ngaku Tertampar! Pejabat Kementerian PU Kena OTT KPK Gara-Gara Proyek Jalan Rp231 Miliar
Mengandalkan Energi Surya dan Listrik, Presiden Prabowo Yakin Indonesia Mampu Capai Swasembada Energi Lima Tahun Lagi
Warga Bekasi Girang Cuaca Bekasi Berasa Bak Swiss Diselimuti Kabut, Swiss "Refers to Bekaswiss", Kabut Apa Polusi Pabrik?
Jarak Perempuan Dan Narkoba, Sangat Tipis, Terhubung Lewat Asmara
Teknologi Baru Ini, Bisa Jadi Cara Tangkal Pembobolan Password Internet Mobile