HUKAMANEWS - Praktisi penerbangan Gerry Soejatman turut menaruh perhatian terhadap tewasnya Juliana, pendaki asal Brasil.
Menurut Gerry, dengan ramainya kasus pendaki wanita muda yang terjatuh di jurang kedalaman 600 meter, di Gunung Rinjani, banyak yang bertanya kenapa tidak menggunakan helikopter untuk rescue atau penyelamatannya.
Dikutip dari twet X Gerry Soejatman, pada Rabu, (25/6), "Ini lagi ramai kasus pendaki wanita asal Brasil yang terjatuh di gunung Rinjani. Banyak yang nanya "kenapa kok gak pake helicopter untuk rescue?"
Menurut Gerry, BASARNAS memang memiliki rescue helikopter untuk rescue operations, hanya saja...
Pertama, kejadian lokasi ada di ketinggian 10,000 kaki, dimana korban jatuh di lereng ke ketinggian sekitar 9400 feet.
Baca Juga: 12 Hari Perang Israel Defisit Miliaran Dollar, Anggaran Kesehatan Warga Siap Kena Potong
Kedua, mau terbang mountain rescue benar-benar tergantung dengan cuaca dan KEMAMPUAN HELICOPTER-nya.
Ketiga, helicopter yang dioperasikan BASARNAS ada: AW139 dan AS365.
Dimana jenis AW139 hanya ada 1, sisanya AS365.
Keempat, mau hoisting, helicopter harus hover.
"Untuk hover ada definisi kategori hover. Hover In Ground Effect (IGE) dan Hover Out of Ground Effect (OGE)."
"Hover IGE itu kalau helicopter dibantu oleh bantalan tekanan udara tinggi dari baling2nya."
"Ini IGE cuman sampai sekitar 10 meter - 15 meter diatas permukaan tanah datar."
Baca Juga: WNA Brasil Tewas di Rinjani, Warga Net Heboh! Ini Deretan Tragedi Mengerikan dalam 90 Hari Terakhir
Artikel Terkait
Keren, Baru Kali Ini Ada Toilet Diatas Awan di Gunung Rinjani Lombok
Jalur Pendakian Gunung Rinjani Dibuka, Bukan Berarti Boleh Buang Sampah Sembarangan Lagi
Menhut Raja Juli Antoni: Penyelamatan WNA Brazil Juliana yang Terjatuh di Gunung Rinjani Terkendala Cuaca Buruk
Komentar Netizen Brasil Jelekkan Upaya Penyelamatan yang Disebutnya Lamban, Padahal Penyelamatan Maksimal Sudah Dilakukan Namun Naas Juliana Tewas
WNA Brasil Tewas di Rinjani, Warga Net Heboh! Ini Deretan Tragedi Mengerikan dalam 90 Hari Terakhir