CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, menyampaikan bahwa total dana yang dikelola dari 889 BUMN kini telah mencapai US\$ 7 miliar atau sekitar Rp 113,89 triliun.
Dana ini bukan dibiarkan mengendap, melainkan dimanfaatkan sebagai modal strategis untuk investasi dalam negeri, khususnya pada sektor hijau dan hilirisasi industri.
Lebih jauh, Danantara berencana melakukan leverage hingga lima kali lipat dari modal awal, demi mendukung proyek-proyek nasional dan mendorong penciptaan lapangan kerja.
Pendekatan ini sejalan dengan target ambisius Indonesia mencapai net zero emission, bukan hanya pada 2060, tapi bahkan lebih cepat, yaitu tahun 2050.
Kolaborasi PLN sebagai penyetor utama dan Danantara sebagai pengelola investasi membentuk model baru pengelolaan dana negara.
Model ini berbasis hasil, bukan sekadar seremonial transfer dana ke kas negara.
Dengan sinergi antarlembaga dan fokus pada ekonomi berkelanjutan, ini bisa menjadi pondasi kuat untuk agenda pembangunan jangka panjang Indonesia.
Masyarakat pun bisa berharap pada hasil konkret dari strategi ini, mulai dari infrastruktur yang lebih baik, peluang kerja baru, hingga ketahanan energi yang semakin kuat.
Dalam konteks ini, dividen PLN tak lagi sekadar cerminan laba, tapi juga simbol peran aktif BUMN dalam membangun masa depan ekonomi nasional.***
Artikel Terkait
Andi Widjajanto Bantah Tudingan Beathor Suryadi Ijazah Jokowi Dibuat di Pasar Pramuka, Akui Lihat Ijazah Jokowi Tapi Lupa Bentuknya
Ribuan Remaja Jakarta Mulai Aktif Merokok Umur 13 Tahun, Saatnya Kawasan Tanpa Asap Rokok Diberlakukan
Jakarta Sebagai Kota Global Tak Sejalan Dengan Pemberlakuan Kawasan Tanpa Asap Rokok
Tak Patuhi Perda Kawasan Tanpa Asap Rokok Didenda 50 Juta, Keterlaluan
Jejak Uang Suap Rp60 Miliar dari Wilmar Group Terungkap, Mantan Ketua PN Jaksel Kembalikan Rp6,9 Miliar!