KPK Telusuri Peran Ridwan Kamil di Balik Skandal Korupsi Bank BJB, Kumpulkan Saksi dan Barang Bukti

“Kemungkinan awal minggu ini sudah saya tandatangani untuk pemanggilan. Nanti tinggal ditunggu saja siapa yang hadir,” jelasnya lagi.

Sampai saat ini, KPK telah menetapkan lima tersangka utama dalam kasus korupsi BJB.

Kelima nama tersebut berasal dari jajaran internal Bank BJB maupun pihak swasta yang terlibat sebagai pengendali agensi periklanan.

Mereka adalah Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, Kepala Divisi Corporate Secretary Widi Hartoto, dan tiga pengendali agensi yakni Ikin Asikin Dulmanan dari Cakrawala Kreasi Mandiri, Suhendrik dari BSC Advertising serta Wahana Semesta Bandung Ekspress, serta Sophan Jaya Kusuma dari Cipta Karya Sukses Bersama.

Baca Juga: Akun Instagram Ridwan Kamil Diretas! Unggahan 'Eng Ing Eng' Netizen Auto Kepo Berat

Kelima tersangka dijerat dengan pasal-pasal berat seputar tindak pidana korupsi, yaitu Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah diperbarui melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Yang menarik, hingga saat ini belum ada bantahan resmi dari Ridwan Kamil terkait penyitaan maupun dugaan peran yang disebut oleh KPK.

Satu-satunya pernyataan publik yang muncul justru terkait akun media sosialnya yang diklaim diretas, seperti disampaikan dalam unggahan sebelumnya.

Namun publik kini menanti, apakah mantan Gubernur yang dikenal publik luas ini akan memberikan klarifikasi terbuka, atau memilih mengikuti proses hukum secara tertutup.

Baca Juga: Seruan Bawa Ijazah Asli Saat Reuni 15 April di Fakultas Kehutanan, Usai UGM Panik Sebut Ijazah Jokowi Hilang

Bagi KPK, pendalaman terhadap aktor-aktor di balik skandal BJB ini menjadi penting, bukan hanya untuk menegakkan keadilan, tapi juga memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan daerah.

Jika benar terbukti ada peran terselubung dari tokoh yang memiliki jabatan publik sebelumnya, maka ini bisa menjadi momentum besar dalam pemberantasan korupsi di tingkat daerah yang selama ini kerap luput dari sorotan.

Satu hal yang pasti, sorotan terhadap kasus ini akan semakin intens, terutama bila benar pemanggilan terhadap Ridwan Kamil segera dilakukan.

Publik akan melihat apakah hukum benar-benar berlaku sama untuk semua, atau hanya tajam ke bawah namun tumpul ke atas.***