Turun Lebih Cepat dan Paham Resiko, Menjadi Pembelajaran Pendaki Saat Naik Gunung Cartenz

photo author
- Selasa, 4 Maret 2025 | 12:54 WIB
Fiersa Besari selamat dari pendakian Gunung Cartenz, tapi unggahan terakhirnya bikin warganet bertanya-tanya. (HukamaNews.com / Instagram)
Fiersa Besari selamat dari pendakian Gunung Cartenz, tapi unggahan terakhirnya bikin warganet bertanya-tanya. (HukamaNews.com / Instagram)

HUKAMANEWS - Banyak pengalaman yang bisa menjadi acuan para pendaki didalam negeri terutama mereka pemula untuk bisa selamat turun dari Pegunungan Cartenz.

Fiersa Besari salah satu pendaki yang berhasil selamat dari cuaca buruk yang melanda Puncak Carstensz, Papua, berhasil bertahan bersama rekannya, Furky Syahroni dan mencapai basecamp Yellow Valley dengan selamat pada 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT.

Ia mengatakan strategi pendakian yang tepat, kesiapan fisik dan mental, hingga pengalaman dan manajemen risiko yang baik menjadi penolong.

Baca Juga: Jakarta Darurat! Banjir Setinggi 5 Meter Lumpuhkan 77 RT dan 5 Ruas Jalan di Sejumlah Wilayah

Salah satu faktor krusial yang menyelamatkan penyanyi 41 tahun ini dari bahaya cuaca buruk adalah keputusan strategisnya untuk turun lebih awal. Mereka tidak menunda perjalanan turun dan langsung bergegas kembali sebelum kondisi cuaca semakin memburuk. Pendakian di gunung-gunung bersalju, termasuk Carstensz Pyramid, sangat bergantung pada momentum dan kondisi cuaca.

 "Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, juga tiga korban lainnya yang pada saat itu masih terjebak di area tebing, baru saya dan Furky Syahroni ketahui setelah kami tiba di basecamp YV (kami tiba 28 Februari 2025 - 22:48 WIT, dapat kabar 1 Maret 2025 - sekitar 04 WIT)," tulis Fiersa dikutip dari Instagram @fiersabesari. 

Cuaca di Puncak Carstensz yang sangat sulit diprediksi. Perubahan dari kondisi cerah ke badai salju dapat terjadi dalam hitungan jam atau bahkan menit. Oleh karena itu, pemahaman tentang manajemen risiko menjadi faktor penting dalam ekspedisi ini. 

Baca Juga: Doogee Guncang MWC 2025! 6 Smartphone Baru dengan Fitur Gila, dari Baterai Monster hingga Proyektor Canggih

"Sebagai catatan, di ketinggian di atas 4.000-an MDPL, apalagi dalam cuaca buruk, kita memang tidak boleh diam terlalu lama. Sebab rentan terkena hipotermia," tuturnya.

Sementara itu, setelah kedatangannya di Bandara Soekarno Hatta, jenazah Lilie Wijayati Poegiono (59), salah satu pendaki yang meninggal dunia saat mendaki Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya, Papua Tengah, akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang pada Rabu 5 Maret 2025.

“Akan disemayamkan ke rumah duka dulu, karena menunggu besok sekeluarga datang. Setelah semua komplit datang, baru hari Rabu lah kita bawa ke pemakaman di San Diego Hills, Karawang,” kata pihak suami Lilie, Frigard Harjono, Senin 3 Maret 2025 di Bandung.

Baca Juga: Nubia Neo 3 dan Neo 3 GT: HP Gaming Murah dengan Fitur Premium, Siap Gebrak Pasar!

Ia menyampaikan jenazah Lilie akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, sambil menunggu kedatangan keluarga yang masih dalam perjalanan.

Frigard sempat mengatakan bahwa istrinya telah lama menekuni hobi mendaki gunung sejak SMA dan telah menaklukkan berbagai gunung di dalam dan luar negeri, termasuk Gunung Everest, Kinabalu, dan Annapurna di Nepal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X