"Ah, kan bukan, belum bagian dari KIM, belum, belum," tegas Prasetyo saat ditanya alasan PDIP tidak diundang.
Pernyataan ini mempertegas bahwa Prabowo hanya mengundang elite partai yang telah menyatakan komitmennya dalam Koalisi Indonesia Maju.
Hal ini memunculkan spekulasi bahwa hubungan politik antara Gerindra dan PDIP masih belum mencair pasca-Pilpres 2024.
Jokowi dan SBY di Pusaran Dinamika Politik Baru
Undangan terhadap Jokowi dan SBY memunculkan berbagai analisis politik.
Baca Juga: Presiden RI Prabowo Subianto Ada Dana Rp327 triliun Hasil Efisiensi Anggaran, Mau Dikemanakan
Kehadiran SBY dipandang sebagai sinyal bahwa Partai Demokrat semakin solid dalam KIM.
Sementara itu, undangan untuk Jokowi menimbulkan pertanyaan, apakah mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan tetap menjaga hubungan dengan PDIP atau mulai merapat ke koalisi baru?
Jokowi sendiri selama ini dikenal memiliki hubungan yang dinamis dengan Prabowo.
Keduanya pernah bersaing dalam dua Pilpres sebelumnya, namun kemudian bekerja sama dalam pemerintahan.
Jika Jokowi hadir di Hambalang, bisa jadi ini merupakan isyarat politik bahwa ia semakin menjauh dari PDIP.
Baca Juga: Putusan Banding Harvey Moeis dan Helena Lim, Keadilan atau Kekeliruan Fatal?
Sebaliknya, jika Jokowi tidak hadir, maka itu bisa ditafsirkan sebagai upaya menjaga jarak dengan Prabowo dan tetap mempertahankan komunikasi dengan PDIP.
Dengan konstelasi politik yang terus berkembang, langkah Jokowi dalam perayaan HUT Gerindra bisa menjadi petunjuk arah politik yang akan ia pilih di masa mendatang.
Artikel Terkait
Sopir Truk Loncat Sebelum Tabrakan, Kecelakaan Maut di GT Ciawi Tuai Pertanyaan Publik
Vonis Naik Drastis! Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis, Dijebloskan 20 Tahun Bui karena Skandal Timah
Firnando Ganinduto Ajak Media Kawal UU BUMN, Reformasi Besar Demi Profesionalisme dan Transparansi
Putusan Banding Harvey Moeis dan Helena Lim, Keadilan atau Kekeliruan Fatal?
Presiden RI Prabowo Subianto Ada Dana Rp327 triliun Hasil Efisiensi Anggaran, Mau Dikemanakan