Konflik Panas Pameran Yos Suprapto, Lukisan Diturunkan, Kurator Mundur, dan Karya Pulang ke Jogja!

photo author
- Minggu, 22 Desember 2024 | 08:00 WIB
Pameran seni Yos Suprapto batal di Galeri Nasional. Ketegangan dengan kurator memicu polemik soal kebebasan berkarya. (Instagram @yossuprapto / HukamaNews.com)
Pameran seni Yos Suprapto batal di Galeri Nasional. Ketegangan dengan kurator memicu polemik soal kebebasan berkarya. (Instagram @yossuprapto / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Pameran seni rupa kerap menjadi ajang eksplorasi kreativitas tanpa batas.

Akan tetapi, hal itu tidak terjadi pada pameran tunggal Yos Suprapto yang berjudul "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan."

Rencana pameran yang dijadwalkan di Galeri Nasional, Jakarta, pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 itu akhirnya batal digelar.

Penyebabnya? Konflik antara pelukis dan kurator yang memuncak pada penarikan semua karya seni ke Yogyakarta.

Baca Juga: Peran Islam dalam Krisis Iklim, Saatnya Green Islam Jadi Game-Changer!

Pelukis Yos Suprapto dengan tegas mengungkapkan alasannya. Permintaan kurator, Suwarno Wisetrotomo, untuk menurunkan lima dari tiga puluh lukisan dianggapnya tak dapat diterima.

“Lima lukisan yang diminta untuk diturunkan itu melukai esensi kebebasan berkarya. Saya memilih membawa pulang semua karya saya ke Jogja,” kata Yos dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (20/12/2024).

Yos juga menyatakan tidak akan lagi bekerja sama dengan pemerintah, termasuk Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan, karena pengalaman ini.

Di sisi lain, Suwarno Wisetrotomo yang dikenal sebagai kurator andal, memberikan penjelasan berbeda. Dua dari lima lukisan yang diminta diturunkan dianggap terlalu vulgar dan kehilangan metafora sebagai kekuatan seni.

Baca Juga: Reaksi Marah Mayor Teddy Saat Tahu Presiden Turki Erdogan Walkout, Padahal Presiden Prabowo Baru Mulai Pidato

“Dua karya tersebut cenderung seperti makian langsung. Ini tak sesuai dengan tema pameran yang mengangkat kebangkitan dan kedaulatan pangan,” jelas Suwarno, yang juga pengajar di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.

Tidak ingin konflik ini berlarut, Suwarno memilih mundur dari posisi kurator. Keputusannya ia anggap sebagai langkah bijak demi menjaga kehormatan dunia seni rupa.

Namun, keputusan ini tidak luput dari sorotan. Banyak pihak mempertanyakan mengapa perbedaan perspektif seni bisa berujung pada pembatalan pameran yang dinantikan banyak orang.

Galeri Nasional, dalam pernyataan resminya, menyebut penundaan ini sebagai kendala teknis. Pernyataan tersebut diunggah di akun Instagram resmi mereka.

Baca Juga: Ramai-ramai Warganet di Platform X Blokir Jokowi, Gerakan Massal Hentikan Jokowi yang Masih Anggap Dirinya Presiden

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X