Usai Gus Miftah, Giliran Jubir Kepresidenan Jadi Sorotan, dengan Diksi 'Rakyat Jelata' Picu Kecaman Warganet

photo author
- Kamis, 5 Desember 2024 | 20:00 WIB
Jubir Istana Adita Irawati menuai kritik warganet usai sebut "rakyat jelata" dalam klarifikasi terkait ucapan Gus Miftah. (TikTok.com @kemenhub151 / HukamaNews.com)
Jubir Istana Adita Irawati menuai kritik warganet usai sebut "rakyat jelata" dalam klarifikasi terkait ucapan Gus Miftah. (TikTok.com @kemenhub151 / HukamaNews.com)

"Gajimu itu dari 'Rakyat Jelata', kenapa sekelas jubir istana memilih diksi yang enggak 'ngewongke' (memanusiakan)," ujar akun Nuno Rahman.

Dikotomi "Rakyat Kecil" dan "Rakyat Jelata"

Penggunaan kata "rakyat jelata" memunculkan perdebatan soal sensitivitas bahasa yang digunakan pejabat publik.

Sebagian pihak menganggap bahwa istilah ini menunjukkan ketimpangan relasi antara pejabat negara dan masyarakat.

Baca Juga: Video Miftah Ejek Yati Pesek Jadi Bahan Tertawaan Bikin Muak Netizen, Disebut Kadaluarsa, Lont#. Kapan Presiden Prabowo Pecat Miftah Alias Ta'im?

"Rakyat jelata itu konotasinya merendahkan. Di negara demokrasi, pejabat adalah pelayan rakyat, bukan atasannya," ujar seorang pengamat politik dalam diskusi di televisi.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa istilah tersebut mungkin digunakan tanpa maksud buruk, meski tetap tidak bijaksana.

Kejadian ini memunculkan seruan agar Istana Kepresidenan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan.

Banyak yang berharap agar para pejabat publik memahami pentingnya empati dalam setiap ucapan, terutama ketika berbicara tentang masyarakat kecil.

Baca Juga: Kebongkar Deh Miftah Nama Aslinya Ta'im, Dulu Marbot Saking Susah Dibantu Warga, Bukan Anak Kyai dan Gak Lulus Kuliah Juga, Komplet Deh!

Hingga artikel ini ditulis, belum ada permintaan maaf atau klarifikasi tambahan dari Adita Irawati terkait penggunaan diksi "rakyat jelata."

Namun, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dalam menjaga komunikasi publik yang lebih humanis dan inklusif.

Mungkinkah ini menjadi momentum bagi para pejabat untuk lebih peka terhadap pilihan kata mereka? Hanya waktu yang bisa menjawab.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: YouTube Liputan 6

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X