Menurut Riza, distribusi sembako yang ditemukan di sejumlah lokasi tidak hanya mencederai nilai-nilai demokrasi, tetapi juga dapat memengaruhi hasil Pilkada secara tidak adil.
“Ini bukan hanya soal melanggar aturan, tetapi juga soal merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi,” tambahnya.
Langkah Tim RK-Suswono mengungkap dugaan kecurangan ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat selama masa Pilkada, terutama di wilayah-wilayah yang rawan terjadinya politik uang.
Riza menutup konferensi pers dengan harapan agar masyarakat lebih aktif dalam mengawasi Pilkada.
“Pilkada bukan hanya tanggung jawab pasangan calon atau tim sukses, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Jika kita ingin perubahan, maka kita harus menjaga proses ini tetap bersih,” ujarnya.
Pilkada Jakarta 2024 menjadi ajang yang dinantikan banyak pihak, terutama dengan kompetisi ketat antara para kandidat.
Upaya untuk menindak kecurangan seperti yang dilakukan oleh Tim RK-Suswono menjadi sorotan, karena dapat menentukan kredibilitas hasil akhir dari Pilkada ini.
Dengan adanya sayembara Rp10 juta, akankah masyarakat semakin termotivasi untuk melaporkan kecurangan?
Ataukah ini hanya menjadi langkah simbolis tanpa dampak nyata? Waktu yang akan menjawabnya.***
Artikel Terkait
Demokrasi Terancam Mati? Megawati Bongkar Dugaan Manipulasi Pilkada Serentak 2024 yang Bikin Rakyat Kehilangan Hak Suara
Pramono-Rano Gemparkan Quick Count Pilkada Jakarta 2024! Unggul Sementara di 3 Lembaga dengan Raihan 50% Suara
Pramono-Rano Unggul Telak di Quick Count, Pilkada Jakarta 2024 Cukup Satu Putaran atau Siap-Siap Duel Sengit di Babak Kedua?
Prabowo Sukses Gelar Pilkada 2024 Bersih dan Adil, Tanpa Intervensi! Begini Apresiasi Aktivis dan Hasilnya
Pram-Doel Klaim Menang Satu Putaran Pilkada DKI 2024, Raih 2 Juta Lebih Suara!