Yaya tidak hanya diingat karena keberaniannya, tetapi juga karena empati dan kelembutan hatinya.
"Meskipun tegas dan keras sikapnya, Yaya adalah sosok yang sangat empati dan mudah tersentuh," kenang Hening Parlan, Direktur GreenFaith Indonesia, salah satu sahabat karibnya.
Sosoknya yang bersahaja namun tegas tak jarang membuatnya menjadi pribadi yang hangat dan menyenangkan di kalangan teman-temannya. Ia dikenal gemar berkumpul, berbagi cerita, bahkan bernyanyi bersama kelompok yang akrab disebut “Ecosisters.”
Di tengah kesibukan, Yaya juga selalu menyempatkan waktu untuk berkegiatan di alam, seperti naik gunung atau jogging.
Baca Juga: COP29 Akan Mengubah Nasib Bumi, Inilah 4 Fokus Utama Paling Mendesak dalam Menghadapi Krisis Iklim
Kepergian Yaya telah membawa duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan rekan-rekannya di berbagai organisasi lingkungan. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Infid dan Transparency International Indonesia yang menyampaikan rasa hormat atas perjuangannya. Greenpeace Indonesia mengenang sosoknya sebagai sahabat, mentor, dan pemimpin yang mengabdikan hidupnya demi Indonesia yang lebih hijau.
Yaya mungkin telah pergi, tetapi perjuangannya untuk melindungi lingkungan akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Selamat jalan, Mbak Yaya. Semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan terima kasih untuk semua kebaikan dan semangat yang telah engkau titipkan untuk bumi ini.***
Artikel Terkait
Kolaborasi Akademi Hindu dan GreenFaith Indonesia untuk Lingkungan Indonesia Lebih Baik
PP Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya untuk Cegah Krisis Iklim
Daun Singkong Jadi Bungkus Daging Kurban Idul Adha di UMM, Karena Ini Loh Ternyata...
Punya Potensi 1 Giga Ton CO2, Jokowi Optimis Indonesia Akan Jadi Poros Perdagangan Karbon Dunia
GreenFaith Siap Dampingi Warga Jatayu Berjuang Menuntut Penutupan PLTU Indramayu
GreenFaith Indonesia and the Push for a Just Energy Transition in West Java: Climate Justice as a Collective Responsibility