Hotman Paris Tolak Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Ini Alasan yang Bikin Heboh!

Angka tersebut jelas jauh di atas rata-rata gaji seorang menteri. Jadi, dari segi finansial, Hotman jelas nggak perlu repot-repot menerima jabatan menteri.

Bahkan tanpa posisi tersebut, klien-kliennya sudah datang dari berbagai kalangan penting, termasuk pejabat partai politik seperti Airlangga Hartarto dan Erick Thohir.

Lebih lanjut, Hotman juga membocorkan bahwa banyak kliennya berasal dari kalangan politikus papan atas.

Mulai dari Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar, hingga Erick Thohir, Menteri BUMN, pernah menjadi klien Hotman.

Baca Juga: Ditraktir Makan Siang Sama Cak Imin, Anies Baswedan Sebut Traktiran yang Udah Dapat Pekerjaan Baru (Menteri)

"Dari dulu hampir semua pejabat di partai politik adalah klien saya. Seperti di Golkar ada Pak Airlangga, lalu menteri BUMN klien saya, belum lagi Perindo dan sebagainya," jelasnya.

Fakta ini semakin memperjelas bahwa Hotman Paris memang sudah “berada di atas angin” dalam karirnya sebagai pengacara.

Jabatan menteri bagi Hotman mungkin tidak lebih menarik dibandingkan kebebasan yang dinikmatinya sekarang.

Keputusan Hotman Paris menolak tawaran menjadi menteri kabinet Prabowo bukan hanya soal uang.

Baca Juga: Bobby Kertanegara Naik Pangkat, dari Kucing Menham jadi Penghuni Elite Istana Kepresidenan

Ada faktor lain yang lebih penting bagi pengacara flamboyan ini—kebebasan.

Hotman adalah sosok yang dikenal dengan gaya hidupnya yang penuh warna, dari berjoget dengan wanita-wanita cantik hingga memamerkan barang-barang mewah di media sosial.

Menjadi menteri jelas akan mengubah segalanya. Jabatan tinggi di pemerintahan akan membatasi ruang geraknya, baik dalam kehidupan pribadi maupun kariernya sebagai pengacara.

Hotman seolah tidak ingin kehilangan sisi fun dan nakal dari kehidupannya, sesuatu yang justru membuatnya begitu disukai oleh banyak orang.***