"Sebab, mempertahankan persentase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 Ayat (1) UU 10/2016 sama artinya dengan memberlakukan ketidakadilan yang tidak dapat ditoleransi bagi semua partai politik peserta pemilu," jelas Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih.
Dengan putusan ini, MK menegaskan pentingnya keadilan dalam proses demokrasi di tingkat daerah.
Pengubahan ambang batas ini diharapkan akan mendorong lebih banyak partai untuk berpartisipasi dalam Pilkada, sehingga memberikan lebih banyak pilihan kepada rakyat.
PDIP menyambut baik putusan ini sebagai langkah positif dalam memperkuat demokrasi dan memastikan bahwa suara rakyat tetap menjadi yang utama dalam proses pemilihan pemimpin daerah.
Deddy Sitorus menutup dengan menegaskan bahwa putusan MK ini adalah kemenangan bagi rakyat dan kekalahan bagi oligarki politik.
Dengan adanya lebih banyak calon yang muncul, diharapkan kualitas pemimpin yang terpilih akan semakin baik, sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat.***
Artikel Terkait
Anies Senang PDIP Buka Peluang Dukungan! Siap Jadi Cagub Jakarta 2024? Cek Respons Terbaru dan Dukungan Politiknya!
Ahok dan Hasto Angkat Bicara Terkait Permintaan Maaf Jokowi di Akhir masa Jabatannya, PDIP Mendesak Tanggung Jawab
Skandal Suap Mirip Harun Masiku Tercium KPK di Kalbar, Eks Caleg PDIP Buka Suara, Gagal Dilantik Tanpa Alasan!
PDIP dan 4 Partai Gas Lawan KIM di Pilgub Jabar 2024! Ono Surono Siap Bikin Pertarungan Head to Head Seru Abis!
Spill Kandidat yang Diusung PDIP di Pilkada 2024 untuk Pulau Jawa, Intip Daftar Nama-namanya di Sini!