"Sebagai ketum, Gus Yahya seharusnya mengonsolidasi ideologi Gus Dur untuk memperbaiki PBNU ke depan. Namun, kenyataannya justru kontraproduktif dan melanggar hasil-hasil muktamar," kata Koordinator Aliansi Santri Gus Dur Menggugat, Muhammad Solihin.
Solihin juga menuduh Gus Yahya terlibat dalam politik praktis dan mencampuri urusan orang lain.
"Ini sangat menyakitkan, karena kami melihat keputusan PBNU untuk membentuk tim investigasi sebagai pelanggaran nyata. Kami merasa perlu mengingatkan hal ini," ujarnya.
Selain menuntut mundurnya Gus Yahya, massa aksi juga meminta Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), untuk mundur. Mereka menilai bahwa setiap pelanggaran terhadap hasil muktamar seharusnya direspons dengan pengunduran diri pihak yang bertanggung jawab, termasuk ketua umum dan sekjen.
"Tuntutan kami jelas. Jika ada pelanggaran terhadap hasil muktamar, siapa pun ketua umum yang mengawal harus mundur, termasuk Sekjen," tambah Solihin.
Aksi unjuk rasa ini menyoroti ketegangan internal yang terjadi di lingkungan PBNU, yang melibatkan berbagai elemen dan kelompok dengan pandangan berbeda mengenai arah dan kepemimpinan organisasi tersebut.
Dengan bukti yang dikumpulkan dan tuntutan yang diajukan, situasi ini menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut dari seluruh pihak terkait.***
Artikel Terkait
Rais Aam PBNU Doakan Sukses Pemerintahan Prabowo-Gibran, Kenang Kebersamaan Sejak 1996
Prabowo Subianto Mengapresiasi Dukungan PBNU untuk Pemerintahan Masa Depan: Tantangan dan Komitmen Bersama
Langkah Terobosan, Bahlil Segera Terbitkan Izin Usaha Tambang Batu Bara untuk PBNU, Langkah Strategis dalam Optimalisasi Peran Ormas
Kontroversi Kunjungan Lima Nahdliyin ke Israel, PBNU Menyesalkan Tindakan yang Memperburuk Citra Organisasi!
PBNU Bakal Bentuk Tim Lima! Apa Maksudnya Kembalikan PKB ke NU? Simak Rencana Seru di Balik Langkah Ini!