HUKAMANEWS - Dalam dunia demokrasi, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah momen penting yang mencerminkan kualitas dan kematangan demokrasi di suatu daerah.
Namun, belakangan ini, fenomena melawan kotak kosong dalam Pilkada Banten menjadi perbincangan hangat dan menuai kritik dari berbagai kalangan.
Ahmad Sururi, seorang pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, menilai bahwa fenomena ini adalah bentuk kemunduran demokrasi yang perlu mendapat perhatian serius.
Fenomena melawan kotak kosong terjadi ketika hanya ada satu calon yang terdaftar dalam Pilkada, sementara calon lainnya tidak ada.
Dalam situasi ini, pemilih hanya memiliki pilihan untuk memilih atau tidak memilih kotak kosong.
Ahmad Sururi menegaskan bahwa jika Pilkada di Banten berakhir dengan melawan kotak kosong, ini menandakan kemunduran dalam proses demokrasi di daerah tersebut. Menurutnya, hal ini jelas bukan yang diharapkan oleh masyarakat.
“Kalau sampai kotak kosong ini terjadi, maka kemunduran demokrasi di Banten akan terjadi, dan ini tentu bukan yang diharapkan oleh masyarakat,” ujar Sururi di Serang pada Senin lalu.
Ia menambahkan bahwa fenomena ini dapat mencederai harapan masyarakat yang ingin melihat adanya lawan politik, minimal dua pasangan calon, dalam Pilkada.
Salah satu dampak signifikan dari melawan kotak kosong adalah menurunnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan.
Banyak warga yang merasa bahwa kotak kosong bukanlah pilihan yang sah, melainkan sebuah situasi yang dipaksakan. Akibatnya, mereka mungkin memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
“Karena sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kotak kosong itu bukan pilihan, tapi sesuatu yang dipaksakan, sehingga potensi masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya cukup tinggi,” jelas Sururi.
Hal ini tentu menjadi perhatian penting bagi penyelenggara Pilkada dan partai politik agar dapat mencegah terjadinya situasi serupa di masa depan.
Artikel Terkait
Gibran Ajak Dico Blusukan di Semarang, Langkah Nyata atau Sekadar Gimmick Politik Jelang Pilkada 2024?
Gak Bakal Ada Kotak Kosong! PDIP Pastikan Calon Siap Tempur di Pilkada Sumut dan Jatim 2024!
Kenapa Risma Masih di Posisi Kedua di Pilkada Jatim? Ternyata Ini Alasannya Menurut PDIP!
Nggak Mau Ketinggalan, Demokrat Ikut-ikutan Dukung Riza Patria-Marshel Widianto untuk Pilkada Tangsel 2024
PDIP Masih Ngeceng Sosok Baru untuk Pilkada Jakarta 2024, Ada Nama Siapa Saja yang Masuk Target Inceran?
Anies Baswedan Kritik Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi: Silahkan Berlaga di Pilkada Tapi Jangan Kambing Hitamkan Saya