Ridwan Kamil Cari Tantangan Baru di Pilkada Jakarta 2024? Kaesang Pangarep Angkat Bicara tentang Peluang di Ibukota

HUKAMANEWS - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, menilai bahwa mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bisa mencoba tantangan baru dengan ikut mencalonkan diri pada Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Kaesang, jika Ridwan Kamil sudah merasa bosan berkontestasi di Jawa Barat, Pilkada Jakarta bisa menjadi opsi yang menarik.

Diketahui, Ridwan Kamil, yang juga mantan Wali Kota Bandung, telah menerima dua surat tugas dari Partai Golkar untuk maju dalam Pilkada di Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Juga: Fenomena Pilkada 2024, Pengamat Ungkap Popularitas Tokoh Lebih Penting Bagi Kemenangan Dibanding Kualitas, Siap-Siap Kaget!

Hal ini menunjukkan bahwa Ridwan Kamil masih menjadi figur penting dalam peta politik Indonesia, khususnya dalam kontestasi Pilkada.

"Tapi saya rasa Golkar juga punya jagoan, Pak Ketum (Airlangga Hartarto). Ada Pak RK (Ridwan Kamil), kalau Pak RK sudah bosan di Jabar, mungkin bisa mencari tantangan baru ya di DKI Jakarta," ujar Kaesang di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Kamis 11 Juli 2024.

Kaesang, yang juga Putra Presiden Jokowi, menyadari bahwa politik sangat dinamis.

Baca Juga: Bikin Merinding! Cuaca Panas Ekstrem dengan Gelombang Panas Melanda Wilayah AS, Suhu Mencapai 50 Derajat Celsius

Ia menambahkan bahwa pendaftaran resmi untuk pilkada serentak 2024 di KPU masih lama, yakni Agustus 2024.

Dinamika politik ini membuat segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk perubahan keputusan Ridwan Kamil mengenai pencalonan dirinya.

"Tapi balik lagi, ini kan politik sangat dinamis, khususnya di Jakarta. Jadi kita tunggu saja sampai nanti akhir pendaftaran di 29 Agustus," imbuh Kaesang.

Baca Juga: Di Aceh , Polri Bicara Perlunya Cooling System Pilkada

Ridwan Kamil sebelumnya tidak terlalu memusingkan soal elektabilitasnya yang disebut-sebut merosot dalam bursa calon gubernur Jakarta pada Pilkada 2024.

Ridwan Kamil mengatakan bahwa elektabilitas bisa naik dan turun, dan ia pernah mengalami hal serupa saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung pada 2013.

Saat itu, dua bulan sebelum Pilwalkot Bandung, elektabilitasnya hanya 6 persen, namun pada hari H, elektabilitasnya melonjak menjadi 45 persen, dan akhirnya keluar sebagai pemenang.