Ketika ransomware ini menyerang, data di server yang terinfeksi akan terenkripsi, mengakibatkan akses informasi menjadi terbatas dan kemungkinan data hilang.
Pelaku biasanya meminta tebusan setelah melakukan enkripsi data sensitif korban dan mengirimkan ID enkripsi untuk negosiasi di situs Onion.
Pelaku serangan sering menggunakan initial access brokers (IABs) atau perantara akses awal, phishing, eksploitasi kerentanan aplikasi layanan publik, hingga pengaturan Remote Desktop Protocol (RDP).
Baca Juga: Makin Digandrungi! Inilah Sejumlah Fitur Inovasi Samsung Galaxy yang Jadi Andalan
Mereka juga mengandalkan buku pedoman sebagai akses awal untuk menyusup ke sistem.
Untuk mencegah serangan serupa di masa mendatang, BSSN memberikan beberapa rekomendasi.
Salah satunya adalah memblokir jenis malware agar tidak dapat dieksekusi.
Selain itu, menunda pemindaian cloud untuk mendapatkan manfaat maksimal dari layanan VMware Carbon Black Cloud juga disarankan.
Baca Juga: Duet Kaesang-Zita Pilkada Jakarta 2024, PAN Siap Bawa Wajah Baru, Siapa Jadi Pilihan Terbaik?
Serangan ransomware Lockbit 3.0 ke Pusat Data Nasional merupakan pengingat bahwa keamanan siber harus selalu diutamakan.
Dengan kerjasama yang solid antara BSSN, Kominfo, dan pihak-pihak terkait, diharapkan serangan ini dapat diatasi dan langkah-langkah pencegahan dapat ditingkatkan.
Peran aktif dari setiap instansi dan individu juga sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan terlindungi dari ancaman siber.***
Artikel Terkait
Redmi Note 13 Pro 5G Tawarkan Debut Warna Baru 'Olive Green' yang Menawan, Yuk Intip!
Pilih Mana, Smartphone Tekno Pova 6 4G atau Poco M6 Pro 4G? Cek Di Sini, Harga dan Spesifikasi Cuma Beda Tipis!
Adu Spesifikasi Oppo A60 4G vs Poco M6 Pro 4G, Mana yang Lebih Worth It dan Kenceng?
Ingin Membeli Smart TV? inilah Beberapa Hal Penting yang Perlu Diperhatikan!
Makin Digandrungi! Inilah Sejumlah Fitur Inovasi Samsung Galaxy yang Jadi Andalan