Prabowo mengakui bahwa tantangan terbesar adalah menyediakan sumber gizi yang merata di seluruh Indonesia, yang notabene memiliki keanekaragaman geografis dan ekonomi.
DPR RI juga telah melakukan studi banding ke beberapa negara yang berhasil menjalankan program serupa, seperti Swedia.
Dari studi banding tersebut, diharapkan Indonesia bisa mengambil pelajaran berharga dalam hal pengelolaan dan distribusi program makan siang gratis ini agar dapat dijalankan dengan baik dan efektif.
Baca Juga: KPK Tetapkan Dua Tersangka Korupsi di PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Langkah Cegah Diterapkan
Program ini diharapkan tidak hanya menyediakan makan siang gratis tetapi juga memperhatikan aspek gizi sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang bagi generasi penerus bangsa.
Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada sinergi dan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia mendapatkan akses terhadap makanan bergizi setiap hari.
Dengan demikian, langkah DPR RI dalam mendorong pengkajian pengadaan LPG murah ini menjadi krusial.
Baca Juga: Gencar Serangan di Gaza, Israel Proyeksikan Konflik Berlanjut 7 Bulan Lagi
Ini bukan hanya tentang pengurangan biaya, tetapi juga tentang bagaimana membuat program bantuan sosial ini dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.
Pendekatan yang komprehensif dan terencana akan membuat program ini tidak hanya sebagai solusi jangka pendek tetapi juga investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.***
Artikel Terkait
Prabowo: Makan Gratis untuk Siswa di Sekolah Lebih Strategis daripada Internet Gratis
Benarkah UKT Bakal Turun, Setelah Komisi X DPR RI Panggil Kemendikbud Minggu Depan
Prabowo Siapkan Program Makan Gratis Bergizi, Tanpa Kebocoran, Efisien untuk Siswa!
Komisi I DPR RI Dorong Revisi RUU Penyiaran dengan Melibatkan Publik
RUU Penyiaran Ditunda, Baleg DPR RI Pertimbangkan Antara Regulasi dan Kebebasan Pers di Indonesia