Pihak pondok pesantren sebelumnya memberikan keterangan yang kontradiktif.
Awalnya, mereka menyebut bahwa Bintang tewas karena terjatuh di kamar mandi, namun keterangan ini ditolak oleh warga yang meminta dilakukan otopsi.
Keraguan pun muncul ketika pihak pesantren seringkali berubah-ubah dalam menjelaskan penyebab kematian Bintang.
Baca Juga: Palembang , Lampung , dan Pulau Jawa Mulai Panen, Siap Menyangga Kebutuhan Beras Selama Ramadhan
Selain itu, keluarga juga mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, Bintang sering meminta pulang ke Banyuwangi tanpa alasan yang jelas.
Percakapan ponsel antara Bintang dan orangtuanya menjadi bukti bahwa santri ini mungkin merasakan sesuatu yang tidak wajar di pondok pesantren tersebut.
Dalam upaya mencari keadilan, polisi akan memeriksa beberapa saksi dari pondok pesantren.
Baca Juga: Hadiri Wisuda UKRI, Prabowo Apresiasi Dibentuknya Fakultas Matematika dan Fisika: Sangat Strategis
Warga yang geram terhadap kasus ini menuntut transparansi dan kejujuran dari pihak pondok pesantren.
Tragedi kematian Bintang Balqis Maulana menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga keamanan dan kesejahteraan para santri di lingkungan pondok pesantren.
Semoga kasus ini dapat diungkap dengan adil dan memberikan kepastian hukum untuk keluarga almarhum. ***
Artikel Terkait
Gibran Silaturahmi dengan Bu Nyai Khos dan Nawaning se-Nusantara, Sampaikan Keinginan Gerakkan Ekonomi Santri
Terima Dukungan dari Barisan Santri Muda, TKN Prabowo-Gibran Pastikan Program Dana Abadi Pesantren Diwujudkan
Gibran Mau Santri Kawal Program Dana Abadi Pesantren
Hadiri Istighotsah dan Maulid Nabi, Gibran Titip Para Santri Kawal Program Dana Abadi Pesantren
Pengurus Ponpes Akui Korban Santri yang Tewas Terpeleset di Kamar Mandi, Faktanya Tubuh Korban Penuh Luka-luka