"Mereka berani menyampaikan sikapnya, saya lihat Ketua RT marah-marah, tuh saya langsung ngomong sendiri jiahh, karena apa, dia bilang mana surat perintah gak ada Ketua RT dipilh lo sama warga jadi kamu musti lapor ma saya," ujar Megawati.
Baca Juga: Rilis UGM, Sering Bolos di Rapat Permusyawaratan Hakim Sampai 28 Kali, Hakim MK Anwar Usman Terkejut
Megawati mencontohkan bagaimana warga punya hak atas pilihan capresnya dan jangan mentang-mentang memenangkan capres tertentu, lantas mengintimidasi warga dengan pasang baliho maupun spanduk tanpa izin warga dan Ketua RT-nya.
"Itu hak loh, kewajiban, lupa emangnya rakyat mau kamu pentungin, penjajah boleh kamu tembak tapi kalau rakyat no, no, no," katanya tegas.
Megawati dalam pidatonya juga berpesan bahwa ia tahu siapa yang mengintimidasi rakyat.
"Ini adalah negara merdeka dan berdaulat, tidak ada sebagian yang merasa bahwa kekuasaan itu ada di tangan rakyat, katanya demokratis, demokrasi, mana?" tanya Megawati.
Megawati juga menyayangkan hukum pun kini dapat dengan mudah dipermainkan.
"Hukum dipermainkan bahwa kekuasaan dapat dijalankan semau-maunya. Pemilu bukan alat politik untuk melenggangkan kekuasaan dengan berbagai cara, di dalam pemilu pemilihan umum ada moral dan etika yg harus dijunjung tinggi," pungkasnya tegas.***
Artikel Terkait
Djarot Bongkar Alasan Jokowi Tak Hadiri HUT PDI Perjuangan, Ada Hubungannya dengan Gibran?
Dinilai Tak Ada Rasa Hormat dan Moral, Saat Jokowi Pilih Kunjungan ke Asean, Dibandingkan Hadiri HUT PDI Perjuangan
51 Tahun PDI Perjuangan: Elektabiltas Merosot hingga ‘Kehilangan’ Jokowi, Masihkah Jadi Partai Wong Cilik?
Ahok Ngaku Dari Dulu Jokowi Tak Pernah Kasih Nomor WA, Kalau Tau Saya Tanya Kenapa Gak Datang di HUT PDI Perjuangan
Bagi Basuki Thahaja Purnama, PDI Perjuangan Sekolah Partai Terbaik yang Ajarkan Kadernya Konsisten Didik Rakyat