Capres Nomor Urut 3, Mahfud Md Ajak Generasi Muda untuk Berdemokrasi Bijak di Pemilu 2024, Inklusivitas Pemuda dalam Menentukan Pilihan Pemimpin

HUKAMA NEWS - Pemilihan umum / Pemilu 2024 menjadi momen penting dalam menjalankan sistem demokrasi di Indonesia.

Dalam konteks Pemilu 2024, Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud Md, menyoroti peran strategis pemuda dalam menentukan arah negara.

Dalam kunjungannya di GOR Dharma Ayu Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin lalu, Mahfud Md menekankan pentingnya inklusivitas dalam berdemokrasi dengan melibatkan para pemuda untuk bijak menentukan pilihannya.

Baca Juga: Debat Capres Ketiga, Anies - Ganjar Ngeyel Ingin Data Pertahanan Dibuka, Pengamat: Mereka Tidak Paham Risiko Terbongkarnya Risiko Data Pertahanan!

"Ini penting karena mereka ini adalah pemilih-pemilih yang cerdas, bisa menentukan pilihan yang bagus sekaligus memberitahu kepada lingkungannya, kepada keluarganya, kepada saudaranya untuk memilih yang benar," ungkap Mahfud Md yang dikutip HukamaNews.com dari AntaraNews.

Dalam pandangannya, pemuda memiliki kecerdasan untuk memahami visi dan misi calon pemimpin.

Namun, Mahfud menyoroti bahwa dokumen tertulis tidak selalu mencerminkan karakter dan integritas seorang kandidat.

Baca Juga: Eks Pegawai Pajak Rafael Alun Trisambodo Divonis 14 Tahun Penjara dan Bayar Uang Pengganti Rp10 Miliar

Ia menggambarkan situasi di mana visi dan misi tertulis oleh tim tanpa melibatkan pengalaman langsung kandidat tersebut.

Sebagai contoh, Mahfud merinci kondisi di mana seorang kandidat menyuarakan komitmen untuk menegakkan hukum, tetapi pada kenyataannya, dirinya sendiri terlibat dalam pelanggaran hukum.

Bahkan, beberapa kandidat terang-terangan menyatakan tekad untuk memberantas korupsi, sementara ironisnya, mereka terlibat dalam praktik korupsi.

Baca Juga: Usai Debat Capres, Pemilih Belum Juga Ubah Pilihannya

"Itu kan tidak cocok antara visi dan perilakunya. 'Saya mau menjunjung tinggi HAM,' padahal dia sendiri pelanggar HAM. Saya mau hidup sesuai dengan ekonomi rakyat yang sederhana, padahal dia sendiri hidupnya glamor, hidup mewah dan seterusnya," jelasnya.

Mahfud menyoroti ketidaksesuaian antara retorika politik dan perilaku nyata seorang kandidat.

Menurutnya, pemuda memiliki pemahaman yang sederhana namun kritis, sehingga rekam jejak dan integritas calon pemimpin akan menjadi pertimbangan utama dalam proses pemilihan.