Gibran Rakabumi Raka Setara Dengan Sutan Sjahrir , Buka Lagi Buku Sejarahmu

photo author
- Sabtu, 28 Oktober 2023 | 20:19 WIB
Diskusi Titik Temu membahas sosok pemimpin era kolonial versus Milenial di Jakarta (Elizabeth Widowati )
Diskusi Titik Temu membahas sosok pemimpin era kolonial versus Milenial di Jakarta (Elizabeth Widowati )

 

HUKAMANEWS - Dunia politik harus kembali membuka catatan sejarah pahlawan kita dalam melawan kolonialisme. Jelang Pemilu 2024, muncul sinyalemen baru menyamakan Pahlawan Nasional, Sutan Syahrir, dengan Calon Wakil Presiden 2024, Gibran Rakabumi Raka.Meskipun keduanya sama-sama muda ketika berpolitik tetapi Syahrir memiliki jejak perjuangan panjang untuk Indonesia merdeka,tidak sama dengan jejak Gibran selama ini. 

Reputasi Syahrir ketika menuju jabatan Perdana Menteri Indonesia berbeda dengan perjuangan Gibran medapatkan kursi walikota. Jadi sangat berbeda.

Hal ini dilontarkan Sejarawan , JJ Rizal menjawab pertanyaan terkait ada pihak yang berusaha menyamakan Gibran dengan Syahrir dengan alasan sama-sama usia muda ketika berpolitik. 

Baca Juga: Dalam Sehari, Densus 88 Tangkap 27 Teroris di Tiga Provinsi, Terbanyak di Jabar

Rizal menyampaikan hal tersebut dalam acara Talkshow Titik Temu Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) dengan topik Era Pemimpin Kolonial dan Mileneal di Jakarta, pada tanggal 28 Oktober 2023.

Rizal berpendapat, perjuangan Syahrir muda sangat luar biasa. Usia 20 tahun Syahrir sudah aktif di organisasi menjadi bagian dari pemimpin Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini lahir tahun 1922 dengan nama Indische Vereeniging diganti namanya menjadi Indonesische Vereeniging. Tahun 1925 diganti dengan sebutan bahasa nasional Perhimpunan Indonesia. Syahrir menolak penggunaan bahasa Belanda dan menolak kata Indi.

"Sjahrir memajukan satu imajinasi baru yang namanya Indonesia yang artinya  sangat politis. Itu dilakukan di pusat negeri indokolonial namanya Belanda. Itu sangat  beresiko. Syahrir pulang dari sekolah di Belanda kemudian yang alamnya sangat ganas. Meskipun mengalami hidup tidak enak tetapi tekadnya tidak luntur sebagai tokoh yang membayangkan tentang suatu negeri merdeka," ungkap Rizal memberi alasan tidak cocok menyamakan Gibran dengan Syahrir. 

Baca Juga: Menakjubkan, Banyak Bersyukur Ternyata Berdampak Baik Bagi Kesehatan, Salah Satunya Menghilangkan Rasa Minder 

Menurut Rizal, mudah mencari ketidaksamaan antara Syahrir dengan Gibran. "Boleh saja Gibran sama mudanya dengan Syahrir. Tetapi apakah Gibran punya pengalaman memimpin di luar kekuasaan kemudian pernah mengkritik kekuasaan? Syahrir bisa marah jika disamakan dengan Gibran," kata Rizal. 

Tentang ukuran usia muda dalam isu politik belakangan ini, menurut Rizal, jangan dilihat dari umurnya tetapi cara memahami apa itu muda. Yang utama dari politisi adalah mampu menjaga hati nurani dari godaan kemapanan.

"Sukarno mendirikan partai di usia 25, Mohamad Hatta juga masih sangat muda, seusialah. Lebih muda lagi Semaun mendirikan partai buruh pada usia 13 tahun. Meskipun usianya sangat muda tetapi pemikiran dan jejak mereka dalam perjuangan tercatat dalam sejarah karena kehebatannya. Jadi jangan lihat usia tetapi kinerjanya," kata JJ Rizal.

Baca Juga: Buntut Video Viral Satpam TMII Bentak dan Usir Pedagang Liar, Aan Akhirnya Dipecat

Soal keterwakilan anak muda, Saidiman Ahmad, peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), punya analisa sendiri.

Gibran menjadi Cawapres berpasangan dengan Capres Prabowo Subianto keduanya terpaut usia cukup jauh. Prabowo usia 72 tahun sedangkan Gibran baru 36 tahun atau saat ia lahir Prabowo sudah menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328, pasukan para raider di Kostrad.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X