“Pemborosan energi termasuk bentuk kerusakan. Maka mari kita ubah kebiasaan mulai dari rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Endang Widayati, Widyaiswara PPSDM KEBTKE, mendorong terciptanya healthy building, yakni hunian sehat dan hemat energi. Ia menyoroti pentingnya pencahayaan alami, ventilasi silang, serta kebersihan rumah sebagai fondasi kenyamanan dan efisiensi.
Herlin Herlianika dari CLASP menekankan pentingnya ibu dalam memilih peralatan elektronik yang efisien.
“Pilihlah produk dengan label hemat energi yang bintangnya banyak. Itu bukan hanya hemat biaya, tapi juga ramah lingkungan,” tuturnya. Ia mengajak para ibu menjadi agen edukasi di komunitasnya masing-masing.
Kegiatan ini dihadiri lebih dari 285 peserta dari berbagai daerah dan komunitas ‘Aisyiyah. Sosialisasi ini menjadi langkah awal membangun gerakan konservasi energi berbasis nilai keislaman, yang dimulai dari rumah dan digerakkan oleh ibu-ibu sebagai ujung tombak perubahan.***