Menurut laman Forbes, musim panas di belahan bumi utara akan berlangsung sedikit lebih pendek tahun ini, sekitar 15 menit dibandingkan tahun sebelumnya.
Ini bukan karena Aphelion, melainkan karena pengaruh kompleks dari gravitasi matahari, bulan, dan Jupiter yang memengaruhi bentuk orbit bumi.
Lalu bagaimana dengan klaim bahwa Aphelion menyebabkan suhu dingin di Indonesia?
Penjelasan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah sangat jelas.
Melalui siaran pers yang dirilis pada 6 Juli 2023 dan diperbarui di tahun-tahun berikutnya, BMKG menegaskan bahwa suhu dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia di bulan Juli tidak ada kaitannya dengan Aphelion.
BMKG menyebut bahwa suhu dingin yang terjadi di wilayah Indonesia lebih disebabkan oleh adanya Angin Monsun Australia.
Angin ini bertiup dari wilayah Australia menuju Asia, melewati Samudra Hindia dan kawasan Indonesia sambil membawa massa udara yang lebih dingin.
Inilah yang menjadi penyebab utama turunnya suhu di beberapa wilayah Indonesia saat musim kemarau.
Baca Juga: Tak Ada Lagi Harimau Sumatera di Taman Rimba Riau, Si Uni Jadi
Fenomena ini biasa terjadi antara bulan Juni hingga Agustus.
Penting untuk kamu ketahui bahwa suhu yang lebih dingin di pagi hari saat musim kemarau adalah hal yang wajar secara meteorologis.
Bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan apalagi dikaitkan dengan hoaks musiman seperti Aphelion.
Meski tidak berbahaya, kamu tetap disarankan menjaga daya tahan tubuh selama musim kemarau.
Caranya sederhana: konsumsi makanan bergizi, perbanyak minum air, istirahat cukup, dan hindari aktivitas berat yang bisa menurunkan imun tubuh.