lingkungan

Herman Purwanto Ubah Sampah Organik Jadi Sebuah Tas Cantik Berkelas

Sabtu, 8 Februari 2025 | 13:46 WIB
Inilah tas olahan Herman Purwanto warga Beji Ungaran yang dipamerkan digelaran Inacraft 2025, Jumat (7/2) (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS – Berkat ketekunan, sampah yang identik dengan bau busuk dan kotor, di tangan Herman Purwanto, warga Desa Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, kembali diolah menjadi handicraft yang bermanfaat dan bernilai seni tinggi.

Dari sebelum menjadi sebuah handicraft, Herman benar - benar  memunguti sampah organik dari pasar tradisional, untuk kemudian diolah menjadi tas, ikat pinggang, dan dompet yang cantik dan estetik.

Herman  mengambil sampah di pasar, kemudian dipotong dan diambil seratnya, lalu dibuat semacam lembaran kertas, baru dianyam atau dirakit menjadi handicraft.

Baca Juga: Menteri HAM Natalius Pigai Habis-Habisan Dikritik DPR, Siti Aisyah: Saya Tidak Lihat Apa yang Bapak Kerjakan di 100 Hari Ini

Berkat ide yang unik itu, Pemerintah Jawa Tengah memboyong Herman untuk mengikuti pameran UMKM tingkat nasional, yakni INACRAFT 2025 di Jakarta.

Saat ditemui di stan pameran, Herman menceritakan, ide itu muncul pada 2009, atas keprihatinannya terhadap kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya, penebangan pohon yang dijadikan bahan baku kertas.

“Dari situlah muncui ide bahwa kertas itu bisa dibuat memakai bahan lain, selain dari pohon-pohon yang melakukan fungsi ekologis. Lalu, saya kembangkan menjadi handicraft ini,” katanya, Jumat, 7 Februari 2025.

Baca Juga: MUI Fatwakan Haram Orang Kaya Pakai Gas 3 Kg dan Pertalite! Subsidi Buat Rakyat, Bukan Sultan!

Kemudian Herman mulai rajin ke tempat pembuangan sampah (TPS) pasar tradisional, untuk memungut dan mengumpulkan sampah organik. Seperti sayur, buah-buahan, dan rumput, untuk diolah.

“Kita ambil dari pasar dan ada juga yang sampah rumahan. Lalu, kita olah. Mulai dari memotong dan mengambil seratnya, kemudian dijadikan lembaran-lembaran seperti kertas. Lembaran itulah yang kita buat handicraft,” ungkapnya.

Herman menyebut, handicraft ciptaannya itu memang belum diproduksi secara masal. Ia baru memasarkannya lewat media sosial, perseorangan, atau custom. Namun, ia memastikan produknya memiliki kualitas yang bagus.

Baca Juga: Ada yang Aneh di Coretax? Proyek Fantastis Bernilai Rp1,3 Triliun, Tapi Wajib Pajak Malah Dibikin Kesulitan Akses!

“Saat ini baru tas, ikat pinggang, dan dompet. Rencananya kami akan produksi dengan skala besar, jika memang mendapat respon baik dari masyarakat,” tuturnya.

Pameran INACRAFT 2025 membuat Herman semakin optimistis, jika buah tangannya itu mampu masuk pasar nasional.

Halaman:

Tags

Terkini