lingkungan

Kepopuleran Vape di Kalangan Remaja, Inilah Studi Terbaru Ungkap Bahaya Logam Beracun Pada Rokok Elektrik

Sabtu, 4 Mei 2024 | 18:27 WIB
Ilustrasi - bahaya vape bagi remaja dalam studi terbaru yang mengungkap risiko logam beracun (Pixabay / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Vape, atau rokok elektrik, telah menjadi tren di kalangan generasi muda, termasuk remaja.

Meski dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibanding rokok konvensional, sejumlah penelitian terbaru mengindikasikan bahwa vape membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Dalam ulasan kali ini, kita akan membahas temuan dari studi terkini yang menunjukkan bahwa vape dapat memaparkan remaja kepada logam beracun yang berbahaya bagi otak dan organ vital lainnya.

Baca Juga: Amankan World Water Forum 2024, Korlantas Polri di Bali Kerahkan 231 Kendaraan Listrik, Inovasi Ramah Lingkungan

Vape menarik perhatian banyak remaja karena dianggap trendi dan tersedia dalam berbagai rasa manis yang menarik.

Namun, popularitas ini membawa konsekuensi serius.

Menurut studi yang dilakukan di Amerika Serikat, melibatkan 200 remaja berusia 13 hingga 17 tahun, terdapat bukti yang mengkhawatirkan mengenai efek negatif dari penggunaan vape.

Baca Juga: Tips dan Trik Untuk Pemilik Baru Kucing, Cara Membersihkan Telinga Anabul

Studi tersebut membagi partisipan menjadi tiga kelompok berdasarkan frekuensi penggunaan vape: pengguna sering, pengguna berselang, dan pengguna jarang.

Analisis biomarker dalam urine menunjukkan bahwa remaja yang sering menggunakan vape (dengan puff 27 per hari) memiliki kadar logam seperti timah, uranium, dan kadmium yang lebih tinggi dibandingkan yang jarang menggunakannya.

Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran mengenai risiko jangka panjang bagi kesehatan mereka.

Baca Juga: Mahasiswa STIP Meninggal Dunia Akibat Dianiaya Senior di Kampus, Mengapa Kekerasan Masih Terjadi?

Penelitian ini juga menemukan bahwa jenis rasa vape berpengaruh terhadap kadar logam dalam urine.

Remaja yang memilih varian rasa manis cenderung memiliki kadar uranium yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang memilih rasa menthol atau mint.

Ini mengindikasikan bahwa varian rasa manis mungkin lebih berbahaya dan memerlukan perhatian khusus dari regulator kesehatan.

Halaman:

Tags

Terkini