Anak dengan disabilitas intelektual biasanya bermasalah dengan kondisi di atas sebelum berusia 18. Ketidakmampuannya akan terlihat pertama kali saat dia mulai kesulitan belajar.
Gejala Disabilitas Intelektual
Gejala pada anak yang menyandang disabilitas intelektual biasanya sering tidak disadari oleh orangtua bahkan guru.
Secara sederhana, penyandang disabilitas intelektual acap kali hanya dianggap sebagai anak yang kurang pintar. Padahal, tanpa disadari ia memiliki disabilitas intelektual.
Jika kondisi tersebut dapat diketahui sejak dini maka penanganan dan cara pengajaran yang tepat dapat diterapkan dan akan sangat membantu.
Baca Juga: Hobi Baik untuk Kesehatan Mental
Beberapa gejala anak dengan disabilitas intelektual menurut Bobtriyan adalah:
- Anak mengalami keterlambatan perkembangan, seperti duduk, merangkak, berjalan, dan berbicara.
- Anak kesulitan menguasai kemampuan, seperti berpakaian, buang air di kamar mandi (potty training), dan makan sendiri.
- Anak memiliki masalah perilaku, seperti tantrum yang meledak-ledak, kolik, hiperaktivitas, serta tidur tidak teratur.
- Anak punya masalah mengingat, menyelesaikan masalah, atau berpikir logis.
- Anak tidak tertarik dengan mainan yang sesuai usianya atau enggan bermain bersama teman sebaya.
Baca Juga: Didaulat Jadi Komisaris Perusahaan, Cinta Laura Merasa Terhormat
Selain itu, banyak hal yang dapat berperan terhadap munculnya kondisi disabilitas intelektual. Misalnya:
- Masalah genetik (Down syndrome).
- Komplikasi pada masa kehamilan akibat konsumsi alkohol atau adanya infeksi, kekurangan nutrisi, atau preeklampsia.
- Masalah semasa persalinan (prematur, kekurangan oksigen saat lahir).
- Penyakit dan paparan zat beracun semasa anak-anak (meningitis, infeksi otak, kekurangan gizi, trauma kepala baik ringan maupun berat, dan terpapar timbal atau merkuri).