Penelitian menunjukkan bahwa hidup berdampingan dengan manusia tidak selalu membuat hewan jadi lebih jinak.
Kadang justru sebaliknya, mereka jadi lebih agresif dan berani demi bertahan hidup, terutama kalau sumber daya terbatas.
Contohnya bisa kita lihat pada burung camar kota yang lebih agresif dibandingkan saudara mereka di pedesaan.
Mereka berani mendekati manusia karena tahu di situlah sumber makanan berada.
Nah, pola ini juga bisa terjadi pada kucing.
Dalam lingkungan penuh persaingan, menjadi kucing yang lebih vokal dan berani bisa jadi strategi bertahan hidup yang efektif.
Vokalisasi Bukan Sekadar Manja, Tapi Strategi Bertahan
Bagi sebagian kucing, vokalisasi seperti mengeong atau mendengkur bukan cuma ekspresi senang, tapi bisa jadi sinyal stres, sakit, atau bahkan usaha menarik perhatian manusia untuk bertahan hidup.
Varian gen AR pendek bisa memberi keuntungan tersendiri dalam lingkungan yang kompetitif.
Namun, itu juga berarti kucing ini berpotensi memiliki sisi agresif yang lebih kuat, terutama saat menghadapi tekanan.
Studi ini menyadarkan kita bahwa karakter kucing tidak bisa dipukul rata.
Nggak ada satu tipe kepribadian ideal yang cocok untuk semua situasi.
Yang ada justru variasi yang membantu spesies mereka bertahan dalam kondisi berbeda.