Gambaran sederhananya adalah, seseorang yang menjelaskan hukum halal dan haram diharuskan tahu dua hal.
Pertama, tahu hakikat halal dan haram.
Halal adalah sesuatu yang direstui atau diizinkan oleh Allah SWT sedangkan haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan mengundang murkaNya.
Kedua, tahu hakekat sesatu yang dihukumi halal atau haram. Dalam hal ini adalah masalah valentine day.
Valentine day adalah perayaan kejadian yang asal-usulnya sangat bertentangan dengan aqidah Islam.
Baca Juga: Presiden RI Prabowo Subianto Ada Dana Rp327 triliun Hasil Efisiensi Anggaran, Mau Dikemanakan
Sebelum orang nasrani merayakannya, valentine adalah hari memperingati "kelahiran tuhan" di Rumania yang mereka yakini.
Kemudian di dalam sebagian masyakat nasrani valentine adalah hari untuk mengenang seorang tokoh nasrani Santo Valentino yang mati di hari itu yang akhirnya di abadikan dan dirayakan sebagai hari Valentine.
Asal usul valentine banyak perbedaan hingga sebagian kaum nasrani Itali menolak perayaan hari valentine.
Lebih dari itu Valentine Day itu sudah menjadi tradisi dan budaya yang dibesarkan oleh sekelompok orang dengan acara yang diwarnai dengan hal yang bertentangan dengan syariat Islam, mulai dari hura-hura, mabuk-mabukan dan bercampurnya laki-laki dan perempuan.
Dan itu semua bukan budaya dan syiarnya orang yang beriman.***