HUKAMANEWS - Di saat hari Jumat yang penuh berkah, terlebih sudah memasuki malam nisfu sya'ban, umat Islam selalu diingatkan untuk tak keluar dari akidah iman Islam.
Hari Jumat yang bertepatan dengan 14 Februari, dimana sekelompok kaum terutama kaum muda merayakannya sebagai Hari Kasih Sayang.
Untuk itu diingatkan Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif, Lc., M.A., Ph.D. atau yang lebih akrab disapa Buya Yahya, budaya valentine bertentangan dengan ajaran Islam.
"Merayakan valentine day berada di luar rambu-rambu ajaran Islam. Jadi jika ada orang Islam mengikuti budaya ini berarti hukumnya haram dengan dua keharaman," ujar Buya dikutip dari laman buyayahya.org, pada Jumat (14/2).
Pertama keharamannya adalah mengagungkan tokoh kafir Santo Valentino.
Kedua, membesarkan syairnya orang fasiq dan orang yang tidak beriman.
Baca Juga: Samsung Galaxy S25 Edge: Ponsel Ultra Tipis dengan Layar Hampir Sama dengan S25 Plus
Sebelum menjelaskan hukum merayakan valentine day kita harus tahu hakikat Valentine Day.
Sebab slogan yang di angkat dalam valentine day adalah cinta atau hari kasih sayang, yang hal itu juga sangat diajarkan oleh Islam.
Hal ini sangat mengundang kerancauan atau kesalah pahaman hingga banyak dari kaum muslimin tergesa-gesa menerima bahkan mengokohkan, membela dan ikut memeriahkannya.
Padahal kalau kita cermati dengan seksama dan kita renungi permasalahannya maka akan sangat gamblang dan jelas hukumnya.
Dikatakan oleh para ulama “Alhukmu Ala Syaiin Far’un An Tasowwurihi” artinya menghukumi sesuatu itu harus tahu terlebih dahulu gambaran dari permasalahan yang akan dihukumi.
Baca Juga: Update Perdana Samsung Galaxy S25! Bawa Fitur Baru dan Perbaikan Bug, Sudah Coba?
Maksudnya "Jikalau orang ingin menghukumi sesuatu maka tentunya ia harus tahu benar akan sesuatu yang akan dihukumi supaya tidak salah."