Suami Najwa Shihab Meninggal Pasca Serangan Stroke, Apa Itu Stroke dan Ternyata Ada Waktu Kritis untuk Selamatkan Seseorang Terkena Stroke Mendadak

photo author
- Selasa, 20 Mei 2025 | 18:02 WIB
Suami Najwa Shihab,Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf meninggal dunia, pada Selasa (20/5), usai terkena serangan stroke (Ist)
Suami Najwa Shihab,Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf meninggal dunia, pada Selasa (20/5), usai terkena serangan stroke (Ist)

HUKAMANEWS - Suami Najwa Shibah, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, diduga meninggal pasca stroke dan mengalami pendarahan otak.

Berpulang pada Selasa (20/5), kabar duka ini ramai dan trending di X.

Banyak warganet ucapkan simpatik dan duka untuk Najwa Shihab atau Mba Nana panggilan akrabnya.

Untuk mengenal apa itu penyakit stroke, ada baiknya kita memahami dengan baik, untuk mencegah terjadinya serangan stroke.

Dikutip dari laman RS Pondok Indah, dalam beberapa tahun terakhir, ancaman stroke semakin menjadi momok.

Tidak hanya di dunia, tapi khususnya di Indonesia, penderita stroke semakin meningkat.

Semakin tingginya penderita stroke di negeri ini, bahkan menempatkan stroke di posisi pertama sebagai penyakit penyebab kematian di Indonesia, menggusur penyakit jantung.

Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan terganggunya aliran darah otak yang timbul mendadak.

Baca Juga: Di Jawa Tengah, Ormas Dapatkan Hibah Rp 125,2 Miliar Untuk Bantu Sukseskan Pembangunan

Keadaan ini dapat terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Gangguan aliran darah ini akan mengakibatkan kerusakan atau kematian sel-sel otak.

Stroke terjadi karena beberapa faktor risiko, yang dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, jantung, diabetes melitus, dislipidemia atau gangguan lemak seperti kolesterol, trigliserida tinggi, kelebihan berat badan (obesitas), dan kekentalan darah.

Sementara, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, riwayat keluarga, jenis kelamin (prevelansi pada laki-laki 7,1 per 1.000 sementara perempuan 6,8 per 1.000), dan ras/suku bangsa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: RS Pondok Indah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

8 Buah Ampuh untuk Jaga Ginjal Tetap Sehat

Selasa, 25 November 2025 | 21:24 WIB
X