Situasi ini merupakan kelanjutan dari aksi saling serang yang telah memanas sejak Jumat, 13 Juni 2025.
Saat itu, Israel lebih dulu meluncurkan serangan udara yang menargetkan fasilitas nuklir dan persenjataan Iran, serta sejumlah kawasan permukiman di Teheran dan kota-kota lainnya.
Iran kemudian membalas dengan menembakkan lebih dari 100 rudal ke wilayah Israel, dalam upaya balasan yang disebut sebagai bagian dari "pembalasan strategis".
Israel tidak tinggal diam.
Negara tersebut mengancam akan membakar Teheran jika serangan dari Iran terus berlanjut.
Namun, hingga dini hari Senin, baku hantam antara kedua negara masih terjadi, menunjukkan bahwa peringatan dari Israel belum cukup menghentikan Iran.
Baca Juga: Larry Ellison Salip Zuckerberg dan Bezos, Kini Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia
Korban jiwa pun tidak terhindarkan.
Menurut laporan terakhir, lebih dari 224 warga Iran tewas dan 1.200 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel.
Sementara di pihak Israel, tercatat 10 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka karena hantaman rudal Iran.
Konflik bersenjata yang terus memanas antara dua kekuatan besar di Timur Tengah ini kembali mengingatkan dunia akan bahaya eskalasi perang yang melibatkan negara-negara dengan kekuatan militer besar.
Serangan rudal lintas negara seperti ini bukan hanya mengancam keamanan regional, tetapi juga memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik yang lebih luas di kawasan.
Dunia internasional kini menanti sikap dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara adidaya lain untuk menengahi konflik ini, sebelum situasi berubah menjadi perang terbuka yang lebih mengerikan.
Sementara itu, warga di kedua negara hanya bisa bertahan di bawah ketakutan, berharap perang ini segera menemukan jalan damai.***