Menurutnya, saat Ellison berbicara tentang era baru dalam komputasi awan dan AI, sebaiknya semua orang menyimak dengan serius.
Oracle kini bukan sekadar perusahaan perangkat lunak biasa—mereka telah menjelma menjadi pemain utama dalam pengembangan AI generatif dan sistem cloud otonom.
Prediksi serupa datang dari analis TD Cowen, Derrick Wood, yang memperkirakan tahun fiskal Oracle 2026 akan menjadi era transformasi besar.
Hal itu disebabkan oleh meningkatnya permintaan atas layanan pelatihan AI yang disediakan oleh Oracle melalui platform cloud miliknya.
Oracle sendiri dikenal sebagai penyedia solusi komputasi awan untuk kebutuhan perusahaan, termasuk layanan penyimpanan data.
Salah satu peran pentingnya adalah menjadi penyedia layanan cloud bagi TikTok di Amerika Serikat, menjadikan perusahaan ini semakin relevan secara geopolitik dan strategis.
Ellison yang memiliki sekitar 41% saham Oracle, tentu menjadi pihak yang paling diuntungkan dari lonjakan nilai saham tersebut.
Namun, kisah Ellison tak hanya soal bisnis.
Ia juga dikenal publik karena gaya hidup eksentrik dan aktivitas politiknya.
Beberapa waktu lalu, Ellison mengeluarkan dana hingga US$ 20 juta untuk mendukung kandidat Partai Republik dalam pemilu sela 2022.
Tak hanya itu, ia juga membeli sebuah pulau di Hawaii seharga US$ 300 juta, dan memberikan sumbangan besar untuk mendatangkan pemain top sepak bola ke Universitas Michigan—kampus dari istrinya yang berusia 33 tahun, Kere Zhu.
Pada Januari lalu, Ellison juga tampil di panggung bersama mantan Presiden Donald Trump untuk meluncurkan Stargate—sebuah proyek ambisius hasil kolaborasi Oracle, SoftBank, dan OpenAI yang bertujuan memperkuat posisi Amerika Serikat dalam persaingan AI global.
Dengan semua langkah besar tersebut, wajar saja kalau publik dan investor kini melihat Ellison bukan hanya sebagai pebisnis ulung, tapi juga figur berpengaruh dalam geopolitik teknologi.