Untuk bisa terpilih menjadi Paus, seorang kandidat harus memperoleh sedikitnya dua pertiga dari total suara kardinal yang hadir.
Jika dalam satu kali pemungutan suara tidak ada yang mencapai angka tersebut, maka proses diulang hingga maksimal empat kali sehari.
Proses ini bisa berlangsung beberapa hari, tergantung dinamika suara di antara para kardinal.
Salah satu tradisi ikonik dalam konklaf adalah asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina.
Asap hitam menandakan belum ada keputusan, sedangkan asap putih menjadi pertanda bahwa dunia Katolik telah memiliki Paus yang baru.
Setelah Paus Terpilih: Momen yang Ditunggu Dunia
Sekitar satu jam setelah asap putih terlihat, Paus terpilih akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus.
Ia akan menyampaikan salam perdananya dan memberikan berkat apostolik pertama kepada umat Katolik di seluruh dunia.
Penobatan resminya biasanya dilakukan dalam beberapa hari setelah pengumuman.
Meski terlihat sederhana, proses ini dipenuhi simbolisme dan makna spiritual yang mendalam.
Gereja Katolik memastikan, lewat sistem konklaf dan tata cara yang sangat disiplin, setiap Paus yang terpilih adalah figur yang benar-benar siap dan layak memimpin umat secara global.
Di tengah dunia yang terus berubah dan tantangan spiritual yang semakin kompleks, konklaf menjadi momen penting dalam menjaga stabilitas dan arah Gereja Katolik Roma.
Syarat menjadi Paus memang tidak rumit dari sisi administratif, tapi pemilihannya dijaga dengan ketat dan penuh kehormatan demi menjaga integritas Gereja.