HUKAMANEWS - Menjelang momen penting dalam sejarah Gereja Katolik, seluruh dunia kini kembali menyorot Vatikan.
Pada Rabu, 7 Mei 2025, konklaf akan digelar untuk memilih pengganti mendiang Paus Fransiskus, dan bagi umat Katolik, ini bukan sekadar pemilihan biasa.
Konklaf adalah momen sakral yang menyatukan para kardinal dari berbagai negara untuk menentukan arah kepemimpinan spiritual Gereja Katolik Roma ke depan.
Proses ini bukan hanya penting secara keagamaan, tetapi juga menyangkut stabilitas sosial dan politik dunia, mengingat Gereja Katolik membawahi lebih dari 1,2 miliar umat di berbagai penjuru dunia.
Meskipun penuh nuansa religius, banyak orang masih bertanya-tanya: seperti apa syarat menjadi seorang Paus?
Dan bagaimana sebenarnya proses pemilihannya yang dikenal sangat tertutup itu?
Untuk memahami lebih dalam, mari kita telusuri bagaimana konklaf berlangsung dan apa saja kriteria untuk menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Apa Itu Konklaf dan Mengapa Sangat Rahasia?
Konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang artinya "dengan kunci".
Nama ini mencerminkan betapa tertutupnya proses pemilihan Paus, karena para kardinal yang terlibat benar-benar ‘dikunci’ di dalam Kapel Sistina hingga hasil pemilihan diumumkan.
Biasanya, konklaf dilaksanakan antara 15 hingga 20 hari setelah Paus sebelumnya meninggal dunia atau mengundurkan diri.
Baca Juga: Ribuan Umat dan 164 Kepala Negara Hadiri Misa Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
Seluruh kardinal Gereja Katolik yang berusia di bawah 80 tahun berhak memberikan suara dalam proses ini.
Sebelum pemungutan suara dimulai, para kardinal terlebih dahulu mengikuti misa khusus di Basilika Santo Petrus, sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama agar keputusan yang diambil benar-benar bijaksana.