Namun, wacana ini langsung mendapat tentangan keras dari kalangan oposisi.
Nancy Pelosi, politisi senior Partai Demokrat sekaligus mantan Ketua DPR AS, secara terbuka menyebut rencana ini tidak masuk akal.
Menurutnya, Alcatraz seharusnya tetap difungsikan sebagai warisan sejarah, bukan dihidupkan kembali untuk tujuan penahanan.
“Usulan ini bukan gagasan serius. Alcatraz telah menjadi ikon wisata nasional dan tidak layak dijadikan penjara lagi,” tegas Pelosi melalui akun X miliknya.
Tak sedikit pula pihak yang mempertanyakan efisiensi dan urgensi rencana tersebut, mengingat besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun ulang fasilitas yang telah rusak dan berusia tua.
Wacana ini pun memicu perdebatan publik. Ada yang mendukung sebagai simbol ketegasan hukum, namun tak sedikit pula yang melihatnya sebagai langkah simbolik politik jelang pemilu mendatang.
Dari sudut pandang keamanan, Alcatraz memang unggul. Tak ada satu pun narapidana yang secara resmi tercatat berhasil kabur dari penjara ini.
Meski lima tahanan pernah dinyatakan hilang saat mencoba melarikan diri, mereka diyakini tenggelam dan tidak pernah ditemukan.
Namun, dari sisi biaya dan relevansi, pertanyaan besar masih menggantung.
Apakah membuka kembali Alcatraz adalah solusi nyata untuk kriminalitas tinggi di AS? Atau ini hanya strategi Trump untuk memperkuat citra “pemimpin kuat” yang ingin ia tonjolkan?
Wacana ini tentu akan terus menjadi sorotan, apalagi mengingat Alcatraz bukan hanya simbol masa lalu, tapi kini telah menjadi bagian dari identitas sejarah dan pariwisata Amerika.
Dengan kontroversi ini, satu hal yang pasti: Trump kembali berhasil menciptakan perdebatan publik yang menggema di seluruh negeri.
Apakah menurut kamu, penjara legendaris seperti Alcatraz pantas untuk dihidupkan kembali?