Berbeda dengan para Paus pendahulunya yang dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore.
Itu adalah salah satu gereja yang paling beliau cintai, dan menjadi lokasi pemakaman sesuai permintaan pribadinya.
Pengamanan di sekitar Vatikan diperketat sejak pagi hari.
Patroli dilakukan di sepanjang Sungai Tiber, dan drone pengintai dikerahkan untuk memantau dari udara.
Setidaknya 4.000 jurnalis dari berbagai negara turut hadir meliput peristiwa ini, sementara jutaan lainnya menyaksikan lewat siaran langsung di berbagai platform digital.
Seluruh rangkaian pemakaman ini disiarkan secara global, memberikan kesempatan bagi umat Katolik dan publik dunia untuk ikut serta dalam perpisahan yang mengharukan ini.
Dengan berakhirnya prosesi hari ini, Gereja Katolik resmi memasuki masa berkabung selama sembilan hari, yang menjadi bagian dari tradisi sebelum dimulainya konklaf pemilihan Paus baru.
Proses pemilihan penerus Paus Fransiskus diperkirakan akan dimulai usai 5 Mei 2025, dan menjadi penantian penting bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Warisan Paus Fransiskus begitu terasa dalam reformasi gereja yang beliau jalankan, mulai dari transparansi keuangan Vatikan hingga pembelaannya terhadap isu lingkungan dan penguatan dialog antaragama.
Kematian beliau meninggalkan kekosongan besar, tapi juga semangat untuk melanjutkan nilai-nilai yang beliau perjuangkan.
Bagi kamu yang ingin menyaksikan kembali momen-momen pemakaman ini, Vatikan menyediakan siaran ulang melalui kanal digital resminya.
Hari ini bukan hanya tentang kepergian seorang tokoh agama.
Ini adalah tentang bagaimana dunia bersatu dalam doa, untuk mengenang seorang pemimpin yang memilih berjalan bersama yang lemah, dan yang hingga akhir hidupnya tetap setia pada misi kasih.***