Jika senjata nuklir benar-benar menjadi perhatian, mengapa Israel—pihak luar NPT yang tidak pernah diizinkan melakukan inspeksi dikecualikan?
Mengapa IAEA tidak berani mendekati Dimona, sementara inspekturnya mondar-mandir di Iran seperti taksi yang datang sesuai permintaan?
Bernegosiasi dengan Iran lebih dari sekadar kesepakatan nuklir, itu adalah cermin yang ditunjukkan kepada khalayak Barat.
Sebuah cermin di mana Israel tidak bisa lagi berperan sebagai korban.
Dan itu adalah kenyataan yang sulit diterima Tel Aviv.***